Mohon tunggu...
Amalia Fitriyani
Amalia Fitriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi aktif manajemen dan bisnis.

GMAIL : AMXLIAFTRYN2203@GMAIL.COM

Selanjutnya

Tutup

Money

Tak Semudah yang Dibayangkan, Sekarang Uni Eropa Menuntut Indonesia karena Hal Ini

29 November 2021   21:47 Diperbarui: 30 November 2021   20:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, Sirkuit Mandalika menjadi perbincangan netizen Indonesia. Sirkuit Mandalika mulai dilirik dunia dikarenakan karena hal inilah menjadi suatu bukti nyata bahwa Indonesia serius untuk maju.

Dikala Sirkuit Mandalika menjadi perbincangan di dunia bahkan di Indonesia sendiri, kembali muncul sebuah berita panas mengenai Uni Eropa yang menuntut Indonesia terkait ekspor nikel mentah ke Uni Eropa. Padahal berita ini sebelumnya sudah lama hadir namun kembali memanas kembali.

Indonesia mulai mengembangkan sayapnya di dunia bisnis, olahraga, dan lain sebagainya. Ir. Joko Widodo sebagai salah satu orang di balik kejayaan Indonesia sekarang. Ir. Joko Widodo berupaya membuat Indonesia lebih berkembang dan maju, agar tidak dilirik sebelah mata orang negara asing. Mengingat seringkali kita mendengar desas-desus negatif mengenai Indonesia dan masyarakatnya.

Langkah Ir. Joko Widodo dengan menghentikan kegiatan bisnis ekspor nikel mentah ke negara Uni Eropa, dirasa merupakan hal yang sudah tepat. 

Berpuluh-puluh tahun lamanya Indonesia mengekspor bijih nikel namun pendapatan negara tidak pernah sesuai harapan, dikarenakan nikel mentah sangat dihargai murah.  Hal ini tentu sangat merugikan negara mulai dari pendapatan hingga pemanfaatan SDMnya. 

Bila diingat, Indonesia memiliki banyak SDM (Sumber Daya Manusia) namun sangat disayangkan, SDM yang dimaksud masih banyak yang belum terlatih, bahkan tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai sehingga pengangguran selalu saja menjadi hal yang sering dibahas.

Ditengah-tengah upaya Indonesia untuk maju, Uni Eropa berusaha untuk menghentikannya dengan menuntut Indonesia agar kembali mengekspor biji nikel mentah. 

Sebuah fakta mengungkap bahwa Uni Eropa tidak mempermasalahkan nikelnya, namun mereka mempermasalahkan Indonesia yang kini berupaya mengekspor barang jadi. Dikutip dari economy.okezone.com (di sini)

Lutfi menjelaskan, yang dipermasalah UE bukan karena biji nikelnya, namun karena Indonesia sudah mengekspor barang jadi bukan barang mentah lagi.

"Mereka ketakutan, kita ini mestinya mengekspor barang mentah. Namun kita sudah berubah menjadi barang industri," jelasnya.

Ir. Joko Widodo beserta lapisannya sudah memiliki tekad bulat untuk meladeni Uni Eropa terkait hal ini.

Ir. Joko Widodo sendiri memaparkan alasan mengenai adanya keputusan ini berlaku. Indonesia mengekspor barang mentah (biji nikel) dihargai murah yang mana membuat Indonesia beserta perekonomiannya hanya hanya bergerak di tempat. Selain pendapatan tidak ada perkembangan, SDM pun menjadi tidak ada kemajuan seperti di negeri lain.

Sedangkan apabila Indonesia mengekspor nikel dalam bentuk bahan jadi, maka benefits atau keuntungan yang Indonesia dapat adalah pendapatan negara yang naik sesuai perhitungan dikarenakan barang jadi standarnya dihargai lebih mahal, juga SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia lebih bergerak sehingga pengangguran bisa semakin ditekan jumlahnya.

Dan hal inilah yang tidak diinginkan oleh Uni Eropa. Bila Indonesia mengekspor nikel atau barang lain dalam bentuk jadi atau setengah jadi otomatis mereka tidak akan bisa lagi memproduksi produk dengan harga murah.

Ir. Joko Widodo pun mengatakan bahwa penghentian ekspor barang mentah nikel ini baru titik mula, karena masih ada rencana-rencana lainnya mengenai penghentian maupun pembatasan ekspor material/sumber daya alam ke luar negeri.

Salah satu mahasiswi fakultas pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) berpendapat mengenai hal ini.

"Pendapat saya tentang indonesia melarang ekspor biji nikel mentah dengan alasan cuman di hargain rendah. Ya bener karena indonesia pendapatan negara nya harus seimbang kalo terus-terusan ekpor biji nikel mentah yg ada ekonomi cuman jalan ditempat." Ujar mahasiswi yang diketahui bernama Devita tersebut, yang ditemui di depan halte Adam Malik siang itu.

Lalu salah satu mahasiswa Universitas Pamulang fakultas Ekonomi dan Bisnis pun memberikan tanggapannya mengenai hal ini.

"Kalau menurut saya sih langkah pak Jokowi ini udah bener sih, karena kita kan udah ekspor raw materials berpuluh-puluh tahun yang lalu nah semisalkan kita ekspor barang setengah jadi atau barang jadinya mungkin gak ada yang namanya pengangguran, gak ada yang namanya pendapatan Indonesia cuman disitu-situ saja. Saya sadar Indonesia tuh dibilang berkembang ya enggak berkembang dibilang maju juga gak maju karena keseringan dibodohi orang luar dengan jual barang mentah dan dihargai murah." Ujar mahasiswa berani Iqbal yang ditemui di kampus utama Unpam sore itu.

Mungkin sudah saatnya suara rakyat Indonesia didengar dengan didukung pemerintah beserta lapisannya yang mulai terbuka dengan kondisi negara yang dipimpinnya sendiri.
Kami semua percaya bahwa Indonesia bisa berkembang dengan baik (bukan asal berkembang) hingga kelak dijuluki "Macan asia yang kembali bangkit dengan gagah".

Indonesia bisa, berawal dari rakyat, pemerintah, hingga buwi pertiwi ini bisa kembali tertawa seperti sedia kala.

Amalia Fitriyani, Manajemen S-1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Program Studi Sarjana Manajemen, Universitas Pamulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun