Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keranda di Depan Mata Negeri

4 November 2023   17:08 Diperbarui: 4 November 2023   17:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keranda itu bergoyang mak,
Seru anakku lirih takut
Diseberang mata selisih jalan
Memang ada tempat khusus keranda yang terbuka
Tepat ditengah tanah pekuburan yang padat
Iya, keranda itu bergoyang keras, nak
Semua orang menyaksi benderang
Meski gulita selimuti tanya-tanya penuh soal

Kami berdua bergidik ngeri
Konon jika ada keranda bergoyang resah
Ada malaikat maut mencabut jiwa seseorang
Entah disebelah mana
Tapi ini sudah berbulan-bulan keranda itu bergoyang
Tak menunggu siang, tak menunggu malam
Orang-orang yang lalu lalang sejenak henti
Tapi akhirnya meneruskan perjalanan

Hari-hari terasa pengap meski musim hujan mulai tiba
Keranda itu kerap bergoyang seakan menunggu pula
Apa yang ia tunggu?
Apa keadilan yang sudah sekarat?
Apa hukum yang sudah berangkat mati?
Apa oknum-oknum pembuat makar yang hendak dinanti?
Atau  para pembual dan penjual mimpi-mimpi pada rakyat?

Nak, keranda itu sepertinya tak mau berhenti bergoyang
Meski orang lalu lalang menyaksi kekosongan yang nyata
Tapi sedikit yang bergerak mencari tahu, lainnya sekedar lewat
Mengapa bulan-bulan terakhir ini ia bergoyang dengan amarah
Tak sudikah ia menjadi tempat untuk mengangkut kematian?
Hukum yang mati, keadilan yang sekarat, para  kelompok  makar dan penjual-penjual diri itu?

Nak, esok mungkin masamu
Saat keranda sudah diam dan tenang
Berbaik hatilah pada dirimu dan bangsamu
Jangan biarkan semua yang diresahkan keranda itu
Menjadi bagian dari masamu
Berbuat baiklah mengingat keelokan negeri
Karena sesungguhnya mereka pembuat makar sudah tertipu

Setiap saat, keranda itu menantinya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun