oleh birokrasi dan penolakan internal.
Ancaman Sidang Terbuka
Ahok tak datang dengan tangan kosong.Â
Ia mengklaim punya rekaman rapat dan notulen lengkap sebagai bukti, bahkan siap memutarnya di sidang terbuka."Biar rakyat tahu semuanya,".Â
Ia menyoroti tender aditif dan transportasi BBM yang dipisah secara tak wajar, hingga dugaan keterlibatan oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai pendukung pengadaan ilegal.Â
Saat jadi Komut, ia mengaku pernah menegur direksi dan mendorong perbaikan operasional seperti pembayaran nontunai di SPBU tapi kewenangannya terbatas.Â
Ledakan yang Terlambat, Tapi Penting
Wawancara ini ibarat bom yang akhirnya meledak setelah Ahok bebas dari jabatan.Â
Pertanyaannya: apakah ini sekadar katarsis atau langkah strategis membela diri dari tudingan publik?Â
Yang jelas, suaranya meski terlambat membuka sorotan baru ke Pertamina.Â
Dengan kerugian negara triliunan dan kasus Patra Niaga yang masih bergulir, argumen Ahok soal sistem korup yang dilindungi "penguasa" tak bisa diabaikan.Â
Masyarakat boleh kecewa, tapi diskusi yang ia picu menegaskan satu hal: reformasi BUMN bukan perkara gampang, dan suara lantang seperti Ahok tetap dibutuhkan untuk membongkar borok yang tersisa.Â
Ini bukan akhir cerita, melainkan awal dari perhatian publik yang lebih kritis.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!