Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sadako, Bom Atom dan Origami Burung Bangau

4 Januari 2023   17:02 Diperbarui: 6 Januari 2023   02:18 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri.Loc.Nishimachi International House of Nagasaki University

Di saat ada jadwal kosong di akhir pekan selepas mendampingi para pelajar Indonesia yang menjadi perwakilan delegasi lomba RoboFest Internasional di Universitas Okayama, saya menyempatkan waktu untuk pergi ke kuil Fushimi-Inari di Kyoto Jepang.

Kuil kuno tempat sembahyang orang Jepang dengan agamanya, Shinto, membuat mata saya tertuju pada satu altar di mana banyak para pengunjung dan khususnya orang Jepang sedang berdoa dan setelah itu meletakkan origami berupa replika dari burung bangau.

Ingatan saya langsung kembali di awal tahun 2000 an pada saat menjadi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Universitas Nagasaki yang terletak di pulau Kyushu, yaitu pulau besar di paling selatan Jepang.

Jika akhir pekan, entah mengapa, saya selalu mengunjungi Museum Bom Atom yang lokasinya di belakang kampus ini. Hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan berjalan kaki ke tempat itu. Juga, di sebelahnya ada Heiwa Koen (Taman Perdamaian).

dokpri.Taman Perdamaian Bom Atom Nagasaki.
dokpri.Taman Perdamaian Bom Atom Nagasaki.

Rasanya sudah lebih dari 5 kali, saya berkunjung, belum juga tuntas dalam mengambil dan memahami serta merenungkan setiap detil penjelasan dari puing-puing atau benda bersejarah yang menjadi saksi bisu akan dampak mengerikan dari Bom Atom setelah dijatuhkan di Kota Nagasaki tersebut pada tanggal 8 Agustus 1945. Korban mencapai 100 ribu orang, termasuk juga mereka yang setelah sekian bulan sakit kanker karena radiasi.

Di sekitar Heiwa Koen tadi, serta area Hypocenter (titik tempat jatuhnya bom), banyak sekali saya lihat lipatan origami burung bangau warna-warni tertata rapi.

Saya jadi ingat buku yang saya beli saat berada di Museum Bom Atom Nagasaki dan berkisah tentang kehidupan sebelum dan setelah bom atom dijatuhkan. Sungguh mengerikan dan hampir tidak sanggup melihatnya.

Hal itu membuat saya berkeinginan kuat untuk pergi ke Kota Hiroshima dan ingin mengunjungi Museum Bom Atom di Kota itu. Perlu diketahui, Hiroshima, pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah kota pertama kali di dunia yang pernah dijatuhi bom atom.

Doa saya terkabul, dan pada musim dingin saat liburan kampus, berbekal Ryugakusei Kippu (Tiket murah terusan pergi pulang selama liburan bagi pelajar asing), saya pun rela berdingin ria menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi Taman perdamaian dan Museum Bom Atom di Hiroshima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun