Mohon tunggu...
Ella Aghusyah
Ella Aghusyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Penulis dengan berbagai latar belakang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukankah Aku Gagal Menjadi Rumah Untukmu?

28 Januari 2023   19:59 Diperbarui: 28 Januari 2023   20:07 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari berganti hari, melebur dalam bulan yang kian berlalu. Tahap demi tahap berlangsung tak menentu. Intensitas pertemuan dan jarak tak bisa jadi penentu. Perhatian kecil seakan lebih bermakna dari bergantinya waktu. Perempuan mana yang tak bangga menjadi sandaran bagi lelakinya ketika lelah. Perempuan mana yang enggan menerima sang pangeran yang begitu dicinta ketika datang membutuhkan pelukan hangat sang terkasih.

Tak ada satupun yang berhak menghakimi romantisme seorang wanita pemuja lelaki yang dicintainya. Sekali lagi, bahkan hal kecilpun lebih bermakna ketimbang waktu yang berlalu tanpa dinyana. Orang bisa saja mengatakan "ah dia kan juga punya dunianya sendiri". Tapi bukan itu intinya. Bagi wanita, lelaki memanglah memiliki dunia mereka sendiri yang dapat dipahami dan dihargai, begitupun sebaliknya. Namun, pertanyaan yang muncul dalam benak wanita adalah "ahh, apa pada akhirnya diriku tak masuk dalam salah satu 'dunia' nya?".

Terdengar sungguh ironi memang, mengingat lelaki tak ada niat sedikitpun untuk membuat wanitanya merasa demikian. Tapi apa daya, Sang Kuasa telah menciptakan wanita dengan kodrat manja dan mendamba kasih sayang. Hal yang kadang lelaki tak tahu atau lupa. Kadang kala, wanita tak menuntut banyak, sekadar kabar pada tiap kegiatan. Hal sekecil itupun menyangkut kepercayaan dan kekhawatiran wanita, makhluk yang diciptakan dengan sifat paling rumit.

Berkomunikasi dengan bertukar kabar, menghabiskan waktu untuk bercengkerama. Setidaknya ada waktu dalam satu hari untuk saling bercerita, membangun kasih dan kepercayaan. Hal kecil itu pun berdampak luar biasa bagi wanita, perasaan bahwa dirinya dihargai, disayang, menjadi bagian dari 'dunia' lelakinya akan tumbuh seiring dengan perlakuan kecil yang menyenangkan hatinya. Hanya itu saja, bukan perkara dunia yang fana.

Terlepas dari itu, lelaki juga memiliki haknya untuk menjelaskan, pun didengar oleh wanitanya. Begitu juga wanita yang memiliki kewajiban untuk menghargai dan memahami, demi kelangsungan hubungan dan romansa hingga masa tua. Bagaimanapun, hubungan dijalin dan dijalani oleh dua orang, dua kepala dengan isi berbeda yang disatukan. Tak akan bekerja bila hanya salah satunya saja yang berusaha untuk mempertahankan dan menikmati, sedangkan sisanya menahan lara sebab derita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun