Mohon tunggu...
Dzayyadie Saeran
Dzayyadie Saeran Mohon Tunggu... pegawai negeri -

an indonesian ordinary

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sampah dan Kebiasaan Masyarakat Kita

19 Juli 2012   02:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kadang saya membayangkan bagaimana kalau seandainya setiap warga Indonesia bisa merasakan tinggal dan bekerja di negara maju dan modern seperti di Negara Jepang.Saya rasa ketika pulang ke negerinya mereka akan merasa aneh dan janggal dengan keadaan negerinya sendiri, kenapa bisa begitu? Karena ini adalah sedikit pengalaman saya pribadi dan teman-teman saya yang pernah sama-sama tinggal, belajar dan bekerja disana.

Bagi saya pribadi pengalaman saya tinggal disana merupakan pengalaman yang membentuk pola fikir dan sikap saya dalam bertindak,berkata dan menyingkapi keadaan serta situasi. Terkadang banyak sekali benturan-benturan dalam berprilaku dengan masyarakat dinegeri sendiri ketika saya mencoba mempraktekan apa yang saya pelajari dan dapatkan selama di Negara jepang.Tapi, semua itu tergantung pada diri saya sendiri ingin bersikap idealis seperti di Jepang atau terpaksa mengikuti kebiasaan yang sudah ada di negeri sendiri. Walau mungkin itu bertentangan dengan hati nurani saya.

Jepang merupakan Negara yang segala sesuatu serba teratur jadi kita tidak bisa seenaknya melakukan sesuatu sekarepnya dewe, ambilah contoh paling sederhana yaitu membuang sampah, dinegara kita sebenarnya sudah ada aturan yang benar tentang pembuangan dan pengelolahan sampah salah satunya adalah dinegara kita banyak sekali anjuran dan informasi tentang jenis sampah organic dan anorganic. Ditempat umum pemerintah kita sudah sangat benar menyediakan tempat atau bak sampah untuk 2 jenis sampah tersebut. Tapi pada kenyataannya kita bisa menyaksikan sendiri masyarakat kita membuang sampah tanpa memikirkan jenis sampah tersebut terutama sampah dalam lingkungan rumah tangga. Jangankan membuang sampah menurut jenis sampah tersebut, membuang sampah pada tempatnya saja belum semua orang dalam masyarakat kita bisa melakukan seperti itu maka wajar jika Indonesia termasuk salah satu negara yang kotor dengan sampah.

Saya pernah mengalami sampah saya tidak diangkat berhari-hari oleh petugas kebersihan di Jepang dikarenakan didalam plastik sampah saya ada sampah yang tercampur dikarenakan hari itu waktunya sampah rumah tangga seperti bekas sayur dan lain-lain tapi didalamnya ada kaleng bekas softdrink. Setelah saya memilah-milah sampah tersebut barulah petugas kebersihan mengangkut sampah saya tersebut, Oh ya satu hal lagi dijepang ada aturan-aturan kapan hari membuang sampah menurut jenis atau kelompoknya. Semisalnya, hari senin sampah rumah tangga, hari berikutnya sampah kaleng dan hari berikutnya sampah elektronik/kimia contohnya bekas battery dan seterusnya jadi tidak ada ya mungkin yang namanya pengumpul atau pencari barang bekas sampah atau yang biasa masyarakat bilang “Tukang Beling”. Dan yang uniknya iuran pembayaran uang sampah pun bukan pada petugas kebersihan tersebut atau mungkin pengelolah lingkungan komplek kita atau dengan pak RT sekalipun. Tapi, pada plastic sampah bertanda khusus yang dijual di setiap supermarket.

Padahal agama mengatakan annadho fattu minnal iiman kebersihan adalah sebagian dari iman tapi pada kenyataanya hal yang sederhana dalam agamapun masyarakat kita yang mayoritas muslim pun belum bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam kota besar seperti Jakarta. Jika saja kita mau mengikuti aturan yang berlaku tentang sampah banyak sekali manfaat yang kita bisa dapatkan selain lingkungan menjadi sehat dan bersih.

Jadi tidak perlu wakil rakyat yang study banding ke luar negeri dan ujung-ujungnya plesiran saja dan banyak menghabiskan uang rakyat kenapa tidak rakyat Indonesia saja bergantian pergi kesana. Karena jika belum terjun langsung mereka tidak akan pernah merasakan manfaat dari keteraturan dari hal yang sederhana seperti sampah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun