Mohon tunggu...
Dayang Salsa Oktaviani
Dayang Salsa Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis adalah cara saya merekam pikiran, pengalaman, dan harapan. Melalui Kompasiana, saya ingin berbagi perspektif tentang pendidikan, lingkungan, dan kehidupan sosial agar bisa memberi manfaat bagi pembaca. Mahasiswa Hubungan International yang memiliki minat pada isu sosial, politik, dan budaya. Aktif menulis untuk membagikan sudut pandang tentang pendidikan, lingkungan, dan perkembangan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Samarinda dan Krisis Lingkungan : Antara Pertumbuhan Kota dan Ancaman Ekologis

27 September 2025   14:32 Diperbarui: 27 September 2025   14:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir hari pertama di jalan Perjuangan 9, 31 Agustus 2025

 4. Kualitas Udara dan Isu Deforestasi

Selain banjir dan pencemaran air, Samarinda juga menghadapi masalah kualitas udara. Pembakaran lahan, aktivitas transportasi, serta operasi industri memberikan kontribusi terhadap tingginya emisi karbon. Ditambah lagi, alih fungsi hutan menjadi lahan tambang dan pemukiman mempercepat laju deforestasi. Padahal, keberadaan hutan di sekitar Samarinda sangat penting sebagai penyangga ekologis, penyerap karbon, serta pengatur siklus hidrologi.

Jika laju deforestasi terus berlangsung, maka risiko bencana ekologis seperti tanah longsor, kekeringan, dan banjir bandang semakin meningkat. Hal ini tentu bertentangan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam pengelolaan kota.

 5. Upaya Penanggulangan dan Harapan ke Depan

Pemerintah Kota Samarinda sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi persoalan lingkungan. Program normalisasi Sungai Karang Mumus, pembangunan sistem drainase, serta kerja sama dengan komunitas lokal dalam pengelolaan sampah merupakan langkah yang patut diapresiasi. Namun, langkah-langkah tersebut masih bersifat parsial dan belum mampu menjawab akar permasalahan.

Diperlukan kebijakan yang lebih tegas terkait pengelolaan lahan, pengawasan aktivitas pertambangan, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci utama dalam membangun Samarinda yang berketahanan ekologis.

Selain itu, momentum pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur seharusnya dapat menjadi dorongan untuk memperbaiki tata kelola lingkungan. Samarinda, sebagai kota penyangga IKN, harus memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan selaras dengan prinsip keberlanjutan.


Isu lingkungan di Samarinda mencerminkan dilema klasik antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan ekologis. Jika tidak segera ditangani dengan serius, maka risiko kerusakan lingkungan akan semakin besar dan pada akhirnya menghambat kualitas hidup masyarakat. Samarinda memerlukan komitmen nyata dari semua pihak untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Hanya dengan cara itu, kota ini dapat tumbuh sebagai pusat ekonomi sekaligus kota yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

 
 Badan Pusat Statistik Kota Samarinda. (2023). Statistik Daerah Kota Samarinda 2023. BPS Kota Samarinda.


 Hidayat, R., & Mulyani, S. (2021). Dampak aktivitas pertambangan terhadap lingkungan hidup di Kalimantan Timur. Jurnal Pembangunan dan Lingkungan, 9(2), 87–95.


 Junaidi, A. (2020). Analisis penyebab banjir di Kota Samarinda. Jurnal Geografi Lingkungan, 5(1), 15–24.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun