Mohon tunggu...
Dyah Ayu Setyani
Dyah Ayu Setyani Mohon Tunggu... -

A Traveler, Spontaneous, Always wanna try something new.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muslimah Abad 21

13 Maret 2018   12:13 Diperbarui: 13 Maret 2018   12:37 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewasa ini, isu terkait eksistensi muslimah cukup menyita perhatian dari berbagai warta publik. Salah satunya seperti yang telah dilansir oleh Liputan6.com pada 5 Maret 2018 lalu. Larangan penggunaan cadar bagi Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga pun sempat menjadi sumber perdebatan yang cukup pelik hingga mempengaruhi kegiatan akademik di kampus yang notabene berlatar belakang Islam ini.

Alasan yang dirasa cukup kuat pun sempat dilontarkan oleh pihak kampus, yang ternyata adanya kekhawatiran mereka akan hadirnya pengaruh aliran-aliran radikal yang menyebabkan perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beruntung hal ini tidak berlangsung lama, karena saat ini pihak kampus sudah mencabut larangan tersebut. Belum ada alasan yang cukup jelas terkait pencabutan ini selain untuk mengendalikan situasi karena isunya sudah menjadi sorotan. Lalu, apa kaitan isu muslimah dan abad 21 yang akan kita bahas?

Pada abad 21 ini, masyarakat dihadapkan dengan tuntutan perkembangan teknologi dan sikap toleransi terhadap adanya perbedaan. Hal ini pun telah menjadi fokus utama dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Dalam salah satu bahan proyeknya, disebutkan bahwa ada beberapa tuntutan yang perlu dipenuhi untuk tercapainya masyarakat yang ideal dengan kondisi abad ini. Berbagai upaya yang perlu dilakukan yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan untuk merespon berbagai hal secara cepat seperti dalam hal pengetahuan, keberagamanan, serta kondisi lingkungan sosial baik secara moral maupun secara tingkat kepedulian.

Dalam prakteknya, kondisi fast respon pun sebenarnya sudah mulai terjadi di kalangan masyarakat. Kesadaran akan perlunya meningkatkan pemahaman yang tepat dalam pendidikan dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan pun sudah menjadi ukuran wajib. Namun yang perlu disayangkan disini adalah terjadinya human errordalam memahami arti dari kecepatan respon pada kondisi lingkungan saat ini, dimana masyarakat secara cepat menanggapi berbagai isu yang ada tanpa meningkatkan pengetahuan akan kondisi yang terjadi. Hal inilah yang seringkali menyebabkan munculnya berbagai informasi yang tidak tepat seperti yang terjadi pada pemberitaan tentang wanita bercadar seperti di UIN Sunan Kalijaga. Keadaan yang kurang kondusif ini pun kerap kali membuat gerah para pengamat.

Dalam Islam sendiri, cara berpakaian yang dianjurkan pun sebenarnya sudah ada dalam kitab suci agama tersebut, baik untuk laki-laki maupun untuk para perempuan. Merujuk pada pembahasan terkait Fiqih Pakaian Muslim dan Muslimah yang ada pada halaman Himpunan Ahlussunah untuk Masyarakat Islami (HASMI), cara berpakaian bagi muslim dan muslimah itu merupakan apresiasi terhadap kepercayaan yang dianut melalui perwujudan diri, namun tetap sesuai dengan standar yang telah dianjurkan agamanya.

Begitu pun yang sedang ingin ditampilkan oleh para muslimah saat ini. Mereka ingin mewujudkan perhatian mereka terhadap kepercayaan yang dianut melalui cara berpakaian. Penampakannya pun pasti berbeda-beda, karena hal ini masih berkaitan erat dengan cara berekspresi dari masing-masing individu. Dari berbagai pembahasan tersebut, paling tidak kita sudah dapat memahami bahwa cara berpakaian bukanlah menjadi hal yang perlu disetarakan antara satu dan lainnya.

Sudah seringkali terdengar bahwa setiap individu di abad 21 ini menuntut untuk diberikan kebebasan dalam berekspresi. Begitu pula dengan mereka para muslim dan muslimah, tidak ada yang salah dengan cara mereka dalam berpakaian. Dalam menyikapi hal ini, kita hanya perlu merespon dengan baik karena tidak ada yang menyalahi aturan.

Sesuai yang sudah dilontarkan oleh JICA pada pembahasan sebelumnya, karakter masyarakat abad 21 itu ditandai dengan cepat dan tepatnya respon terhadap kondisi lingkungan sosial yang ada. Lalu, perlu kita pertanyakan kembali, apakah isu terkait cadar yang menjadi momok perpecahan NKRI ini pun masih perlu kita perdebatan.

Referensi :

http://regional.liputan6.com/read/3345054/alasan-uin-sunan-kalijaga-melarang-mahasiswi-bercadar?source=search

http://regional.liputan6.com/read/3361240/uin-sunan-kalijaga-cabut-larangan-mahasiswi-bercadar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun