Begitu gampangnya tudingan dan tuduhan diarahkan
Manakala tersembur sebuah perselisihan
Yang teramat sulit dipertemukan pada titik persamaan
Apakah lantaran telah mempribadi, lalu menggugus kian menjadi?
Entahlah ...
Ketika sama-sama bertahan pada pendirian
Kapankah temukan perdamaian?
Sadarkah saat telunjuk menuding, seolah diri ini yang paling benar?
Padahal, sama-sama dalam pencarian jalan menuju kebenaran
Kalaupun memang ada niatan yang sama pada pijakanÂ
Jikalau merasa sama-sama dalam pencarian
Mengapa harus menyudutkan saat sama-sama belum menemukan?
Bukankah itu berarti bahwa kita masih sama di ranah sesat?
Karena kita masih sama dalam pencarian
Untuk apa satu menyalahkan lainnya?
Jalan hidup belum berakhir pada puncak
Pada tatanan kehidupan sorgawi yang kita cari
Mengapa harus saling mencaci?
Apalagi, lontarkan kata sesat hanya karena iri dan dengki ...
***** Â Â
Kota Malang, Juni di hari kedua puluh dua, Dua Ribu Dua Puluh Tiga. Â
Â