Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepastian, Sambutlah dengan Persiapan

16 November 2022   12:41 Diperbarui: 16 November 2022   12:58 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

Lantaran perihal keadaan pasti, ketentuan dan ketetapan dari Sang Maha Pencipta Segala, akankah dielakkan? Akan mampukah dihindarkan? Sejarah telah bicara nyata dari masa ke masa, hingga saat ini. Betapa bencana dahsyat mengerikan luar biasa akan datang dan tiba yang tak seorangpun kuasa mencegahnya. Sebab, memang sebuah kepastian sejarah, rancangan pemilik kehidupan dan kematian.

Silakan saja membantahnya, karena itu sah-sajah saja, bagimu adalah bagimu, bagiku adalah bagiku. Tiada paksaan dalam memilih! Menerima silakan, tidak pun silakan. Biarkanlah sejarah yang akan menjawab dan membuktikannya ...

Di kala tata keseimbangan hidup baru akan hadir tegak kokoh berdiri, jelang hadir, selalu diawali dengan becana besar, dahsyat, mengerikan dan luar biasa. Perang, bencana alam dan wabah akan menghantarkannya menuju keseimbangan baru. Dan, ketimpangan demi ketimpangan yang kian menggumpal di seluruh aspek kehidupan manusialah sebagai pemicu, manakala diserukan dan diperingatkan oleh tangan-tangan Tuhan tentang kejadian, tak dihiraukan bagai tertutup dan terkunci pintu hati, pikiran, pendengaran dan pandangannya. Nafsu serakah lebih banyak berbicara dan ditonjolkannya.

Kegelapan akan datang tiba-tiba, tak disangka dan dinyana kapan saatnya menimpa. Hanya seruan dan peringatanlah yang selalu kami suarakan, karena itu memang amanah dan kami rela menjadi pengembannya karena sadar dengan sesadar-sadarnya tentang makna bila saatnya tiba sebagai kepastian dari-Nya ...

Bagi yang mau mendengar, sadar, bersyukur dan bertaubat selagi masih ada waktu, tunjukkanlah! Jawablah dengan tindakan bersiap-siap dengan rancangan pembangunan dalam penyambutannya. Meski yang lain mengabaikan, tak menggubris akan seruan dan peringatan yang telah digaunggemakan ke seantero penjuru bumi, utamanya di negeri ini ...

Belum cukupkah, seruan dan peringatan kami, dari isyarat alam yang kian menggejala sebagai tanda-tanda menuju kehancurannya?

Bagimu adalah bagimu, bagiku adalah bagiku, dan bersiaplah ...

*****

Kota Malang, November di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun