Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Kita: Reputasinya Tak Seberapa Onarnya Mendunia

3 Oktober 2022   04:21 Diperbarui: 3 Oktober 2022   18:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

#Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan telah mengukir sejarah kelam sepak bola tanah air dengan jelaga yang mendunia. Khususnya di kancah Liga 1 Indonesia, kasta tertinggi dalam sistem liga sepak bola profesional di Indonesia. Label profesional yang disematkan terhadap liga sepak bola kita yang hingga saat ini masih patut dipertanyakan. Kenapa? Sebab, hakikat profesional adalah memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya (pertandingan), berkaitan dengan sebuah profesi. 

Sehingga jangan sampai terjadi sesuatu yang tak diharapkan dan tak diinginkan oleh siapapun yang terlibat di dalamnya (panitia penyelenggara, pihak keamanan, supporter, pemain, wasit, induk organisasinya/PSSI, ataupun stakeholdernya). Sebagaimana peristiwa Tragedi Kanjuruhan di Malang, 1 Otober 2022, yang telah dimaklumi bersama sebagai pencapaian memilukan dari sepak bola tanah air. Aroma busuk atas kejadian ini tak dapat dielakkan,  merebak ke sepenjuru dunia.

Bukan reputasi dan prestasi yang mendunia atas sepak bola Indonesia, justru sebaliknya, keonaranlah yang dipertontonkan kepada persepakbolaan dunia. Setidak-tidaknya, melalui FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia yang telah mencium aroma atas tragedi tersebut, adalah sebuah indikator yang tak bisa dipungkiri dan dinafikan oleh sepak bola Indonesia, yakni catatan tentang kerusuhan dalam sejarah sepak bola tanah air. 

Apalagi, Tragedi Kanjuruhan, merupakan tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah sepakbola dunia, setelah Tragedi Estadio Nacional Disaster, 24 Mei 1964, Lima, Peru yang menelan korban 328 jiwa meninggal dan 500 jiwa lainnya luka-luka. Sedangkan Tragedi Kanjuruhan menurut data terkini, per 2 Oktober 2022, pukul 14.53 WIB sebagaimana yang dirilis oleh CNN Indonesia adalah 131 jiwa korban meninggal, 253 jiwa korban luka-luka, dan 31 jiwa korban luka berat. 

Dari data tersebut, Tragedi Kanjuruhan telah menggeser posisi Tragedi Accra Sports Stadium Disaster, Accra, Ghana, 9 Mei 2001, yang menelan korban meninggal sebanyak 126 jiwa. Sebelum meletusnya Tragedi Kanjuruhan, Tragedi sepak bola Ghana menempati urutan kedua terbesar dunia setelah Tragedi Peru.

Memang, sangat mencengangkan dan memilukan apa yang telah terjadi sebagai tragedi yang melanda sepak bola Indonesia, di tengah-tengah kita sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20 FIFA, 20 Mei - 11 Juni 2023. 

Artinya, sinyal sanksi dari FIFA akibat Tragedi Kanjuruhan ini, apakah tak mempengaruhi status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023 tersebut? Adakah kemungkinan besar FIFA akan melakukan peninjauan ulang terhadap kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah yang pilihan terburuk, FIFA akan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara? 

Inilah yang harus diwaspadai sebagai tonggak rintisan perjuangan sepak bola Indonesia dalam menorehkan reputasi dan prestasi sepak bola di pentas sepak bola dunia, yang diawali dengan cara menjadi tuan rumah penyelenggara 2023 World Cup FIFA U-20. Indonesia harus siap menghadapinya secara elegan dan bersikap profesional terhadap apapun keputusan dari FIFA sebagai induk organisasi sepak bola Dunia. Tentunya, kita semua berharap agar Piala Dunia U-20 tersebut tetap dilangsungkan di Indonesia, sehingga rintisan perjuangan dalam upaya membukukan prestasi sepak bola Indonesia di mata dunia tidak menjadi sia-sia. 

Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan Malang 2022 yang memilukan ini, kita semua sebagai anak bangsa, utamanya pecinta sepak bola Indonesia yang terlingkup dalam insan bola Indonesia, sudah semustinya menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran yang benar-benar sangat berharga dan jangan sampai disepelekan bila sepak bola Indonesia ingin mendunia, reputasi dan prestasinya. Jangan sampai malah sebaliknya, reputasi dan prestasi sepak bola Indonesia mendunia tak tergapai, "Onarnya Sepak Bola Indonesia" terpancar di mata dunia, sepak bola dunia ... 

Semoga tak sampai terjadi. Sekian dan terima kasih.

Salam Satu Bangsa Satu Jiwa Indonesia_Nusantara, Satu Jiwa Sepak Bola Indonesia_Nusantara Berjaya di blantika sepak bola dunia ...

*****

Kota Malang, Oktober di hari ketiga, Dua Ribu Dua Puluh Dua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun