Oleh karenanya, terhadap kosa kata 'Gusti', mengingatkan saya pada sebuah kerata basa yang arti dangkalnya adalah bahasa yang rata, yakni mengutak-atik dua kata kata atau lebih kemudian digabungkan dengan cara singkat.Â
Misalnya, kata 'Anak', diartikan sebagai karep apa-apa kudu ana lan kepenak (ingin apa-apa harus ada dan enak). Makanya banyak orang tua yang memanjakan anak, namanya juga anak ..? Sehingga Gusti dalam konteks ini, dimaknai sebagai baguse ati.Â
Dalam artian, bahwa masyarakat bawah atau kawula alit memandang para elit adalah sosok yang baik dan merupakan pemilik legitimasi langit dan bumi (makrokosmos dan mikrokosmos).Â
Nanun, bila dipadukan dengan Tuhan, Allah menjadi Gusti Allah, maka bisa dipahami bahwa Allah adalah Zat yang baik hati, welas asih terhadap seluruh mahluk-Nya, tanpa kecuali dan universal.
Sampai di sini mengalirnya tulisan saya sebagai catatan harian menyambut fajar menyingsing pada Agustus di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua. Sekian dan terima kasih.
Salam Satu Bangsa Indonesia_Nusantara, Salam Seimbang ...Â
Kota Malang, Agustus di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.