Mohon tunggu...
dyah puspitarini
dyah puspitarini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi yang punya hobi menulis

Mahasiswa yang memiliki hobi membaca. Punya banyak ide dan pemikiran yang kemudian disalurkan lewat menulis. DM untuk kritik dan saran terkait tulisan yang saya buat. Instagram @ohfylfy (Dyah Puspita)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Normalisasi KDRT di Masyarakat

26 Oktober 2022   07:40 Diperbarui: 26 Oktober 2022   07:53 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Karolina Grabowska (abused women)

Siapapun korbannya KDRT bukanlah hal yang patut dinormalisasi. Kekerasan yang terjadi dalam hubungan rumah tangga bukanlah aib yang harus disembunyikan dan ditutup rapat-rapat.

Demi Anak

Terjebak dalam hubungan rumah tangga yang toksik terkadang membuat perempuan sulit untuk melawan, apalagi jika dalam pernikahan tersebut pasangan suami istri telah memiliki anak. Rela tidak bercerai dan menahan semua penderitaan demi anak sering sekali dilakukan oleh perempuan yang terjebak dalam pernikahan yang toksik.

Dalam kasus KDRT yang korban dan pelakunya adalah orang tua, anak akan sangat menderita dan cenderung berperilaku menyimpang. Ketika anak melihat orang tuanya saling menyakiti maka secara langsung anak akan ikut merasakan penderitaan yang sama. Efeknya anak bisa mengalami gangguan makan dan tidur, stres, trauma, perilaku menyimpang, bahkan hingga depresi.

Dalam kasus KDRT bercerai adalah solusi yang dapat ditempuh. Jika anak hidup dalam kondisi melihat orang tuanya menjadi pelaku dan korban KDRT anak akan merasa bersalah karena menjadi penghalang kebahagiaan dan kebebasan orang tuanya. Dan ada kemungkinan anak akan tidak hanya menjadi saksi dalam KDRT tersebut, melainkan juga dapat menjadi pelaku dan korban dari hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun