Dyah Ayu Pitaloka (432251190)
Setiap bangsa yang besar selalu memiliki dasar yang menjadi pijakan bersam dan bagi bangsa Indonesia, dasar itu adalah Pancasila. Di balik lahirnya Pancasila, ada begitu banyak perdebatan, gagasan, dan semangat yang membara dari para tokoh yang perannya seringkali terlupakan oleh anak bangsa ini. Siapa seberanya yang merumuskan pancasila?Â
Mungkin kita bisa mulai dari sidang pertama BPUPKI (29 Mei -- 1 Juni 1945) yang mana dari sidang tersebut muncullah ide-ide cemerlang yang akan menjadi dasar negara kita yaitu Indonesia. Pada saat itu ada tiga tokoh nasional yang turut merumuskan dasar negara yaitu Moh. Yamin dengan ide dasar negaranya, Mr. Soepomo dengan negara integralistik, dan terakhir Soekarno dengan pidatonya yang terkenal, pertama kali menggunakan istilah "Pancasila" yang kemudian sidang pertama BPUPKI berakhir.Â
Di hari yang sama Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat (ketua BPUPKI) dan membentuk Panitia Kecil yang kemudian panitia ini menunjuk sembilan orang perumus yang dikenal dengan Panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan adalah Ki Bagus Hadikusuma, KH. Wakhid Hasyim, Moh. Yamin, Ahmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Abikoesno Tjokrosoeyoso, Moh. Hatta, H. Agus Salim, dan Soekarno (sebagai ketua).
Dalam sidang kedua BPUPKI (10 Juli 1945) Soekarno melaporkan bahwa sidang Panitia Sembilan (22 juni 1945) berhasil menghasilkan Pancasila (Djakarta Charter/Piagam Jakarta). Setelah mengalami berbagai revisi Piagam Jakarta kemudian dijadikan sebagai Pembukaan UUD 1945 dan disahkan sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu pada 18 Agustus 1945.Â
Dalam proses panjang itu, setiap anggota Panitia Sembilan memiliki peran penting dengan caranya masing-masing. Salah satu di antaranya adalah KH. Wahid Hasyim, nama yang sering sekali kita dengar. Namun, selain sebagai anggota panitia sembilan beliau ini sebenarnya siapa sih?
KH. Wahid Hasyim, merupakan seorang tokoh ulama terkenal di Indonesia yang memiliki peran penting dalam pembangunan Islam. Beliau juga seorang tokoh ulama yang terlibat secara langsung memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad dan sekaligus penggagas gerakan organisasi ke-Islaman Nahdatul Ulama (NU). lahir di Gedang, Jombang, Jawa  Timur pada  14  Februari  1871 M, keturunan kelapan pemerintah Kerajaan Islam Demak dan Kesultanan Pajang. Pada usia 13, setelah lulus dari Madrasah Tebuireng, dia mulai melakukan pengembaraan mencari ilmu. Awalnya dia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Setelah itu, dia pindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri, milik dari KH Abdul Karim (Zuhriyah Umi, 2023)
Tokoh muda sekaligus ulama yang kehadirannya memberi warna tersendiri dalam perumusan dasar negara. Melalui pemikirannya, nilai-nilai religius dapat berpadu harmonis dengan semangat kebangsaan, sehingga Pancasila benar-benar menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.
Ada beberapa karakter mencolok terkait dengan KH Wahid Hasyim yang dapat kita pelajari yaitu, memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan, terutama pendidikan Islam yang tidak hanya mengajarkan agama secara tekstual tetapi juga mengintegrasikan nilai-karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Beliau juga visioner karena mampu melihat jauh ke depan mengenai kebutuhan pendidikan nasional dan karakter bangsa, dan berusaha merumuskan pemikiran agar pendidikan bisa menjawab tantangan zaman.
Religius dalam arti memegang kuat nilai-agama, tetapi juga rasional dalam menerapkan pemikiran dan pendekatan pendidikan; tidak menutup diri terhadap modernitas jika sesuai dengan nilai dasar