Selama ini sampah yang dikelola dengan konsep yang sangat umum yaitu open dumping, incinerator, sanitary landfill, ternyata tidak memberikan solusi yang baik jika tidak dilakukan dengan disiplin. Dengan pengelolaan sampah yang tidak dilakukan secara disiplin, beberapa klasik perkotaan Indonesia akan timbul, contohnya saja banjir. Oleh sebab itulah konsep kota hijau melalui program bank sampah merupakan salah satu konsep pengelolaan sampah yang dapat di terapkan di sebuah kota.
Surabaya sendiri merupakan salah satu kota yang menerapkan konsep pengelolaan sampah dengan menerapkan bank sampah. Bank sampah di Surabaya sudah merupakan organisasi legal yang bekerjasama dengan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat kampung Kota Surabaya dalam kegiatan pengelolaan sampah.
Dengan penerapan bank sampah di Surabaya ini diharapkan secara tidak langsung terbentuk green community yang dalam hal ini adalah kader-kader penguruh bank sampah kampung, untuk mengelola limbah rumah tangga yang berupa sampah anorganik untuk mendukung konsep green city.Â
Dalam pelaksanaannya terdapat manfaat-manfaat dalam menjalankan program bank sampah yang dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek pendapatan (ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial. Dalam aspek ekonomi masyarakat dapat menikmati hasil dari proses pelaksanaan pengelolaan sampah yang berupa uang dari hasil penjulan sampah.
Melalui pengelolaan dari bank sampah ini, sampah yang dulunya hanya dibuang begitu saja ternyata dapat menjadi tambahan penghasilan yang cukup lumayan bagi masyarakat. Manfaat dari aspek lingkungan yaitu berkurangnya jumlah tumpukan sampah yang ada di rumah dan membuat lingkungan di sekitarnya menjadi lebih bersih dan tertata.
Di sisi lain keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah membantu Pemerintah Kota Surabaya untuk menangani permasalahan sampah yang semakin menumpuk dan menggunung di TPA Benowo. Selain itu masyarakat juga bisa lebih menggunakan dan menerapkan konsep 3R yaitu reuse, reduce, recycle.
Untuk manfaat pada aspek ekonominya adalah dengan adanya kegiatan bank sampah maka akan menambah keguyuban antar masyarakat. Masyarakat yang jarang bersosialisasi dan keluar rumah karena sibuk dan padatnya aktivitas menjadi dapat bersosialisasi melalui kegiatan bank sampah.
Namun untuk mewujudkan bank sampah yang sustainable ini juga tidak mudah sebab sangat bergantung pada keaktifan pengurus dan komunitas dalam mengelola bank sampah. Belum lagi jika di suatu kampung program ini bersaing dengan pemulung dalam harga penjualan barang bekasnya.Â
Oleh sebab itu dalam mewujudkan program bank sampah yang dapat menyokong program green city dan sustainable city pemerintah perlu memberikan kebijakan dan regulasi yang lebih menguntungkan bagi masyarakat dan pengurus bank sampah agar nasabah dari bank sampah ini semakin meningkat dan dapat mendukung program Pemerintah Kota Surabaya terlebih lagi mengurangi permasalahan kompleks mengenai persampahan.