Ibuku sayang....
Alunan lagu itu bagai menyelinap di halaman-halaman novel 728 Hari, saat Sugiarti memburu darah. Atau, ketika dia berjalan di bawah terik matahari, mencari SMAN 71 Jakarta.
Sugiarti mendaftarkan Eva masuk SMA tersebut. Sementara, Eva masih terbaring di ruang rawat inap RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, karena Lupus-nya kambuh berat. Eva akhirnya diterima di SMA itu.
Sugiarti juga dipaksa mondar-mandir antara rumah dengan RSCM. Di satu sisi dia berusaha menunggui Eva di RS. Di sisi lain, adik Eva yang masih bayi di rumah juga sakit.
Namun...
Eva berniat ingin segera mati. Ada di suatu masa, dia merasa tak mampu lagi menahan sakit. Teramat sakit. Menusuk tulang. Menikam jiwa. Dia ingin cepat mati.
Tapi, siapa yang menepis keinginan itu? Siapa yang membayar dengan linangan airmata hanya untuk mencegah niatan itu?
Dialah Sugiarti.
Pertanyaannya, apakah Sugiarti menerima cobaan hidup ini dengan happy?
Jawabnya, pasti tidak.
Lalu, mengapa dia lakukan?