3. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam KeluargaÂ
Kebijakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia selain merupakan amanat yang tersirat dalam batang tubuh pembukaaan UUD 45 juga tidak lain sebagai upaya untuk  memperhatikan dan menciptakan karakter dan perkembangan jiwa anak menjadi berkualitas. Salah satu tujuan yang ingin dicapai ialah seperti dalam pembukaan UUD 1945 adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa". Selanjutnya ketentuan tersebut ditegasksn lagi pada pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa tiap-tiap negara berhak dapat pengajaran.Â
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 seperti yang disebutkan di atas hanya akan tercapai melalui pembangunan nasional, khususnya dalam pendidikan. Karena pendidikan menduduki strata tertinggi dalam pembangunan nasional.
Peningkatan terhadap kualitas sumberdaya manusia menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang berkembang mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai keunggulan dan penguasaan ilmu seperti halnya bangsa-bangsa lainnya. Sumberdaya  manusia yang mempunyai penguasaan ilmu dan mempunyai  karakter yang baik menjadi salah satu faktor penentu keunggulan tersebut. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan terasa lebih penting pada masa sekarang mengingat makin besarnya tantangan dan kecenderungan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Tantangan terbesar yaitu  pembentukan karakter pada remaja.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya pengembangan dan peningkatan kualitas karakater anak yang baik. Pengembangan dan peningkatan kualitas karakter anak didik sekarang ini sangat mendesak untuk segera dilaksanakan karena kemajuan bangsa ini ditentukan oleh baik buruknya karakter remaja. Pendidikan merupakan  suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik dan memiki moral yang baik. Pada umumnya pendidikan itu merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap insan. Bahkan orang lama mengatakan bahwasanya tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca dan mengaji kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. (Yusuf, 2011)
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal, seperti kata mark twain "saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya". Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Pendidikan yang paling penting adalah pendidikan norma dan moral agama khususnya agama Islam. Pendidikan agama Islam sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak untuk menjadi seorang remaja yang sempurna.(Yusuf, 2011)
Pendidikan agama yaitu meliputi beberapa hal dan ketentuan yang harus diketahui  oleh seoarang anak untuk mendampingi hidupnya. Pendidikan agama Islam harus diajarkan kepada anak pada usia dini, agar tertanam kepada anak kepribadian yang baik. Hal utama dalam pendidikan agama yaitu ajaran tentang shalat, sunnah-sunnah rasul, dan Akhlakul karimah. Implikasi implementasi pendidikan agama Islam pada keluarga dalam pembentukan karakter anak dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di Sekolah. Anak mampu menjalankan sholat lima waktu tanpa harus diperintah, sopan santun dalam bertindak dan bertutur kata, selalu jujur, dan selalu menolong teman.
4. Menghadapi  Hambatan dalam Mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam dalam KeluargaÂ
Di dalam keluarga, orang tua berperan sebagai pendidik yang utama bagi anakanaknya. Idealnya orang tua diharapkan dapat membimbing, mendidik, melatih dan mengajar anak dalam masalah-masalah yanga menyangkut pembentukan kepribadian dan kegiatan belajar anak. Pendidikan dalam keluarga adalah upaya pembinaan yang dilakukan orang tua terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembanga sebagaimana mestinya. Seluruh potensi anak dapat berkembang, yaitu jasmani, akal dan rohani. Ketida aspek ini merupakan sasaran pendidikan di dalam keluarga yang harus diperhatikan setiap orang tua. (Syarbini, 2011)
Dalam konteks fungsi edukatif, maka sebuah keluarga muslim (dalam hal ini orang tua) yang paling utama berfungsi dalam memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Berkaitan dengan pemberian keyakinan agama, sesungguhnya anak memang dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah melalui pendidikan di keluarga yang akan menentukan apakah anak tersebut akan menjadi muslim, nasrani, majusi atau yahudi.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa peran orang tua dalam pendidikan anak di keluarga sangatlah besar. Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa orang tua adalah central teacher dalam keluarga. Hal ini disebabkan setiap anak mendapatkan pendidikan pertama kali dan biasanya yang paling membekas dari orang tuanya. Orang tua menjadi pendidik pertama dan utama. Kaedah ini ditetapkan secara qodrati, artinya orang tua tidak dapat berbuat lain, mereka harus menempati posisi itu dalam keadaan bagaiamanapun juga. Karena mereka ditakdirkan menjadi orang tua anak yang dilahirkan. Oleh karena itu, mau tidak mau mereka harus menjadi penanggung jawab pertama dan utama. Kaedah ini diakui oleh semua agama dan semua sistem nilai yang dikenal manusia. (Yusuf, 2011)