Sekalipun juga misalnya, pasangan Amin yang menang dan mengejawantahkan 'perubahan' itu dengan mengorak-arik konsep IKN yang telah dikonsepkan Presiden Jokowi.Â
Ya, apa boleh buat. Setiap pemimpin yang memerintah tentu punya strategi yang berbeda. Asal semua hal yang dilakukannya itu dilakukan demi kebaikan Indonesia dan menjadikan kemaslahatan untuk seluruh rakyat Indonesia, tentunya tidak jadi masalah.Â
Asal perubahan itu tidak menghasilkan cerita sebagaimana halnya menjadi kisahnya 'istana hantu Hambalang' tentu akal sehat kita bisa menerima apapun corak dan gaya kepemimpinan yang akan dibawakannya.Â
Boleh saja IKN akan dirombak, yang penting pembangunan yang sudah berjalan tidak dihentikan dan dibiarkan menjadi istana hantu yang baru.Â
Pendeknya, mari bergembira menyambut Pemilu besok. Jangan lagi ada kisah-kisah nyata yang mengerikan sebagaimana Pilpres 2019. Ada peristiwa black campaign dan ngamuk di akhir pesta, karena tidak bisa menerima kekalahan.Â
Bangsa ini harus belajar dewasa dari kejadian masa lalu. Jika ketiga capres, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan bisa bersikap elegan, rendah hati dan objektif.
Tentu akan membawa pengaruh kepada para pendukungnya. Supaya bersikap objektif dan adem selama berkampanye untuk memenangkan jagoannya.Â
Adu kekuatan visi dan misi saja secara objektif. Jangan adu hoax dan adu ngotot, sehingga tidak menyebabkan adu jotos. Sudah, begitu saja. Sehingga tidak ada alasan untuk ribut.Â
Zaman sedang susah begini. Kisruh massa karena Pemilu pasti akan menambah beban bagi negara. Dan sangat merugikan kita semua.Â
(Dwi Klik Santosa)Â