Tren toxic relationship yang dinormalisasi dalam budaya populer, meski bertentangan dengan etika hubungan sehat.
Cancel culture yang membuat seseorang dihakimi massal tanpa melihat konteks secara objektif.
Ketika tren-tren ini muncul, banyak anak muda menghadapi dilema: tetap berpegang pada etika atau ikut arus demi eksistensi?
3. Dilema Moral di Era Digital
Dilema ini sering muncul dalam berbagai situasi:
Pilih prinsip atau engagement? Misalnya, ada yang tahu sebuah tren berbahaya atau tidak bermoral, tapi tetap mengikutinya karena “lagi rame.”
Batas antara adaptasi dan kompromi etika Apakah mengikuti tren berarti harus meninggalkan nilai moral? Atau masih bisa memilih mana yang benar?
Tekanan sosial dari komunitas digital
Ketika mayoritas netizen menyuarakan opini tertentu, seseorang bisa merasa terpaksa setuju meskipun sebenarnya tidak sejalan dengan pikirannya.
Banyak influencer dan public figure mengalami ini. Demi mempertahankan engagement, mereka kadang berubah dari yang awalnya idealis menjadi lebih pragmatis dalam mengikuti arus.
4. Solusi: Tetap Eksis Tanpa Kehilangan Etika