Mohon tunggu...
Dwi Fatimah NS
Dwi Fatimah NS Mohon Tunggu... Manusia Berisik

kesedihan selalu dateng bersama dengan kebahagiaan, maka jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rp2.400 Triliun dari Kelapa? Inilah Strategi Jitu Pemerintah Dongkrak Ekonomi Rakyat!

10 Oktober 2025   17:02 Diperbarui: 10 Oktober 2025   17:02 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah berupaya untuk menggenjot hilirisasi kelapa dalam memperkuat kemandirian ekonomi nasional. Setelah fokus pada pangan, kini perhatian diarahkan ke sektor perkebunan khususnya komoditas kelapa, yang selama ini potensinya belum tergarap maksimal. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut, jika program hilirisasi kelapa berjalan optimal, potensi devisa yang bisa dihasilkan mencapai Rp2.400 triliun per tahun. Angka fantastis ini bukan sekedar mimpi, melainkan gambaran nyata dari nilai tambah besar yang bisa dihasilkan jika Indonesia berhenti mengekspor bahan mentah.

Selama ini, ekspor kelapa Indonesia sebagian besar masih berupa produk mentah dan nilainya sekitar 2,8 juta ton setiap tahunnya, yang nilainya jauh di bawah potensi sebenarnya. Padahal, jika diolah menjadi produk turunan seperti santan, minyak kelapa, briket tempurung, atau kosmetik berbahan dasar kelapa, nilainya bisa melonjak hingga 100 kali lipat. Dengan perhitungan sederhana, separuh saja dari total produksi yang diolah di dalam negeri sudah bisa menghasilkan devisa sekitar Rp1.200 triliun per tahun. Angka ini jelas bukan hanya berdampak pada kas negara, tapi juga berpotensi besar membuka jutaan lapangan kerja baru bagi masyarakat di daerah pusat produksi.

Langkah ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal. Sejak awal masa pemerintahannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan, bukan hanya pada komoditas besar seperti nikel atau CPO, tapi juga pada produk-produk rakyat seperti kelapa, gambir, dan kopi. Di berbagai kesempatan, Presiden menyampaikan bahwa nilai tambah harus lahir dan berputar di dalam negeri, agar Indonesia tidak lagi menjadi "penonton" dalam rantai pasok global.

Usaha nyata pemerintah terlihat dari berbagai rapat koordinasi lintas sektor, penguatan industri pengolahan di daerah, hingga dorongan investasi untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa dan bahan bakar nabati/biofuel berbasis sawit. Pemerintah juga tengah menyiapkan skema insentif fiskal dan pembiayaan bagi petani dan pelaku usaha kecil, agar mereka bisa ikut menikmati hasil hilirisasi ini. Langkah-langkah tersebut bukan hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga menekan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, sesuai dengan semangat pemerataan ekonomi yang menjadi fokus pemerintahan saat ini.

Hilirisasi kelapa juga memiliki nilai strategis bagi ketahanan ekonomi nasional. Di tengah ketidakpastian global dan fluktuasi harga komoditas mentah, produk turunan yang bernilai tinggi akan membuat posisi tawar Indonesia lebih kuat. Selain itu, keberhasilan hilirisasi di sektor kelapa bisa menjadi model bagi komoditas lain seperti gambir, kopi, kakao, dan karet, yang selama ini juga masih bergantung pada ekspor bahan mentah.

Pada akhirnya, arah besar ini menggambarkan transformasi ekonomi Indonesia dari negara penghasil bahan baku menjadi negara industri berbasis sumber daya lokal. Seperti yang disampaikan Menteri Amran Sulaiman,
"Inilah mimpi-mimpi besar kita di sektor pertanian. Setelah pangan kita amankan, insya Allah tahun ini aman, kemudian kita bergerak ke perkebunan dan hortikultura, nanti bergerak terakhir di peternakan."

Visi ini bukan sekedar mimpi kosong. Ia adalah proses menuju Indonesia yang berdikari di bidang pangan dan ekonomi, sebuah warisan besar yang sedang dirintis di era pemerintahan Prabowo Subianto.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun