Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Roy Suryo dan Cermin Adab Jawa yang Meluntur

15 Juni 2022   13:24 Diperbarui: 15 Juni 2022   13:33 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Roy Suryo dan gambar yang diunggah di status Roy Suryo (poskota.co.id)

Rupanya Roy Suryo tidak belajar dari pengalaman, malah merasa yakin bahwa saat ia menjadi bagian dari pemerintahan, merasa apa yang dicapai pemerintah saat ini masih kalah jauh dibanding ketika ia pernah menjadi bagian dari kekuasaan.

Ia kini sudah di luar kekuasaan. Lebih nyaman menjadi oposisi, maka dengan segala triknya supaya tetap menjadi pusat perhatian maka ia memainkan strategi ambyar, menjadi oposan pemerintahan yang akan menusuk dan mengobok-obok kebijakan pemerintahan.

Namun menurut saya Roy Suryo harus lebih bijaksana memilih isu yang tidak menyinggung SARA, terutama kerukunan beragama. Saat ini isu tentang agama gurih untuk ditanggapi. 

Banyak yang mudah tersulut emosinya, banyak yang merasa bahwa keyakinannyalah yang terbaik. Muncul fenomena mabuk agama, terlalu mendewakan atau menuhankan agama, hingga melupakan kekuasaan Tuhan yang terbatas.

Jauh teladan ajaran dari perilaku bar-bar agama. Hanya karena beda lantas menghalalkan kekerasan, menjauhkan dari kebudayaan dan terlalu kaku dalam menginterpretasikan ajaran.

Roy Suryo, tampaknya sudah terlalu nyaman hidup dalam gejolak sehingga ia malah ketagihan mengobok-obok dunia media sosial sehingga bertahan membara dan membuat pembelahan-pembelahan pada masyarakat yang aktif di media sosial.

Saya sih berharap KRMT Roy Suryo lebih bijak dalam melontarkan kata-kata. Hingga kritik bisa lebih diperhalus dan bisa menghindari dari isu-isu yang dekat dengan politik identitas, relasi agama dan hal sensitif lain.

Sebenarnya saya sih ra popo, tapi agak aneh juga jika laki-laki terlalu nyinyir. Yang terbaik buat dia belum tentu yang terbaik buat diri saya, jadi saya sih sebenarnya hanya menyayangkan. Coba lebih bijak lagi dalam menanggapi masalah. Tidak digebyah uyah. Atau arti lain disamaratakan. Adab Jawa yang halus budi pekertinya harus kembali dibangkitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun