Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ingat Kletikan Singkong Ingat Pasar "Pahing" Talun Magelang

26 November 2020   13:32 Diperbarui: 26 November 2020   13:37 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar Talun Sekarang (Foto Oleh Joko Dwi)

Pasar Talun terletak di sisi sungai Senowo dan tepat sisi Timur Selatan pertemuan dengan sungai Pabelan atau kalau orang sana menyebutnya Mbelan saja. Setiap saya pulang dari Jakarta, selalu menyempatkan diri untuk datang ke pasar Talun. Pasarnya berada di desa Banyudono, Dukun,  Magelang. Pasar tradisional yang sangat ramai sekali dikunjungi saat pasaran. Biasanya pas pasaran Pahing maka maka pasar Talun akan tumplek blek dibanjiri orang.

Pasar besar terdekat dengan Merapi. Kurang lebih sekitar 12 kilo dari Merapi, Sekitar  3 Kilo dari Jembatan Jokowi desa Tutup Ngisor. Bukan hanya orang -- orang yang rumahnya di kecamatan Dukun saja. Yang dari kecamatan Sawangan, Juga yang berasal dari beda kabupaten seperti masyarakat Tlogolele yang berada di lereng Merapi dan sudah masuk ke Boyolali sering datang berjubel ke Pasar Talun.

Kletikan Singkong Yang Ngangeni ( Membuat Kangen)

Saya merasa dekat karena di situ banyak makanan khas Magelang berupa kletikan (potil, slondokan, ubi kering, Kimpul kering dan berbagai macam kletikan terbuat dari singkong. juga makanan dari ketan krasikan, wajik, jadah (uli) lengkap bisa dibeli dengan harga yang cukup miring. Apalagi orang kota yang akan kemecer(tergiur) dengan harga makanan yang sangat murah. Ramainya pasar Talun memberikan sebuah gambaran komunitas orang - orang dari berbagai tempat bertemu dan saling bersapa.

Suasana Pasar Talun di los buah - buahan (dokpri)
Suasana Pasar Talun di los buah - buahan (dokpri)
Pasar tradisional yang nguwongke, artinya kita bisa saling tawar menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Sambil tersenyum, saling ledek dan tidak ada yang tersinggung ketika menawarkan harga. Kalaupun akhirnya tidak menemukan kesepakatan,para pedagang dengan legowo menerima, mungkin belum rejekinya. Tapi jalan rejeki selalu ada, kehidupan akan selalu memberikan masalah tapi akan selalu menemukan jawaban. Kearifan lokal itu membuat tidak ada pembicaraan mengenai hal -- hal sensitif kecuali transaksi dagang semata.

"Lama tidak ketemu, ke mana saja Mas."

" Cari recehan ke kota Mbak..."

"Ibunya sehat- sehat saja khan mas?"

"Iya, sehat, tapi bapak sudah sedo (meninggal) setahun lalu."

"Oh, saya kok tidak tahu. Dulu bapak njenengan itu guru saya lho di SD sebelah... Nderek belo sungkowo nggih."

"Ya tidak apa - apa Mbakyu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun