Maafkan, bila kau terluka
apalagi  memendam dendam puluhan tahun
betapa bodohnya waktu itu
betapa kecewanya aku
Terlalu emosi, terlalu lelah meluapkan sekam bara jiwaku.
Kau menjadi korban
dari gelegak muda yang masih garang
tenaga berlipat saat kemarahan mencapai ubun- ubun
rasa frustasi yang tidak tertahankan
Karena seseorang mengkianatiku di depan mata
Maafkan dulu  hampir membuatmu rebah
hancur oleh puncak- puncak kegaranganku
karena hanya pintu tempatku melepaskan luka
meski setelah itu menyesal melihat kau lemas dengan sayatan luka hampir sekujur tubuhmu
Barangkali kini aku bisa menutup sayatan luka dengan elusan lembut
dengan sesal segenap jiwa
atas segala kekasaran yang pernah kutimpakan padamu.
Kini sejarah mencatat
bagian lukamu adalah kenangan tergurat yang susah terhapus
aku berterimakasih
karena kamu aku tersadar
rentetan duka dan dendam bisa menghancurkan dunia
Aku hanya membantingmu, menghantammu, merusak engselmu
setelah itu pelan- pelan melepaskan beban
dan  melupakan kebencian berkatmu yang telah menjadi korban
keberingasanku.
Luka biarlah luka akan hilang saat penat telah terlepas
meskipun ada korban yang selalu trauma mengingat peristiwa mengerikan
yang pernah dialami.
Segala maaf untukmu semoga pelan- pelan kau tanggalkan trauma yang pernah kau alami.
Magelang, 1 Desember 2019