Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjalanan Sang Penulis

7 Agustus 2019   16:01 Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasrat menulis dimulai dari suka membaca.(sumber kompas.com/sutterstock)

Rupanya ujian konsistensi menulis mengujiku. Saat asyik- asyiknya menjadi penulis lepas aku menerima kabar diterima di yayasan sekolah di Jakarta. Orang tua mendorongku untuk menerima panggilan itu. Maka dengan terpaksa hasrat menulis dan keinginan menjadi wartawan pudar pelan- pelan. Di tahun tahun itu (2001- 2005) aku lebih sibuk menjadi pengajar dan sedikit melupakan dunia tulis menulis. Tidak benar- benar meninggalkannya karena setiap ada masalah aku lebih suka menulis daripada curhat ke teman. 

Setelah menulis apapun masalahnya rasanya terpecahkan. Aku mulai menyukai menulis kembali saat didapuk menjadi untuk menuliskan kegiatan mingguan organisasi lewat media online. Waktu itu belum banyak blog warga tetapi sudah mulai ada majalah online dan saya hampir setiap minggu menulis di warteg. 

Menulis secara online itu banyak suka dukanya karena ketika karangan sudah mau selesai tiba- tiba internet offline dan tulisan belum sempat disimpan. Waoooow stres berat, kecewa, marah, putus asa bertumpuk menjadi satu padahal ada tuntutan deadline. Alamak. Mana ongkos semakin menipis melihat tagihan jumlah durasi jam di warnet. 

Aku bisa mendekam berjam- jam di warnet untuk menyelesaikan satu artikel yang karakternya sebetulnya tidak banyak. Tidak sampai 10 ribu karakter, hanya sekitar 5000 karakter tetapi ampun kadang internet leletnya minta ampun dan bisa tiba- tiba offline, atau salah ketik dan akhirnya terhapus. Kenapa waktu itu tidak menulis duli di word baru di copy paste ke secara online. Bodoh bodoh. Hehehe.

Awal Mula Tertarik Blog Keroyokan "jurnalisme warga"
Tahun 2010 awal akhirnya aku menemukan kompasiana. Dan sejak itu aku mulai aktif menulis meskipun tidak setiap hari, karena aku fokus mengajar dan baru bisa menulis malam hari dengan syarat tidak lelah. Bisa dibayangkan jika sejak tahun 2010 menulis 1 hari satu artikel sudah terbayang ribuan tulisan tercetak d Kompasiana. 

Tetapi ada saatnya ada kebosanan melanda dan sempat offl dari menulis di kompasiana. Tetapi rasa kangen menulis akhirnya membuat aku kembali menulis. Maka kini ketika aku menulis artikel ini, sedang kurayakan tulisan yang ke 700. Tidak terlalu buruk meskipun boleh dikatakan tidak terlalu produktif. Aku menulis sebisaku, masih banyak talenta- talenta lain yang lebih hebat dan mantap. 

Baru gabung di Kompasiana tetapi tulisan-tulisannya sudah mencapai ribuan dan status verifikasi biru dengan ratusan tulisan yang masuk Headline. Syukurlah aku masih konsisten menulis dan semoga tetapi mampu rutin menulis, karena bagaimanapun susah meninggalkan hobi yang memberiku hasrat, mimpi dan teman- teman yang cerdas dan pintar mengolah kata.

Merayakan tulisan ke 700 di Kompasiana
Inilah perayaanku menulis di kompasiana, tulisanku yang ke 700. Masih belajar dan akan terus belajar. Saya salut dengan anak- anak muda yang produktif menulis, lebih terkagum- kagum lagi dengan semangat Pak Tjiptadinata yang begitu konsisten menulis dan produktif pula hormat pula kepada penulis yang terus konsisten dan selalu belajar  serta mau meningkatkan diri, dari mereka aku banyak belajar. Salam literasi. Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun