Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Konflik Politik Menurun, Ekonomi Membaik, Rupiah Stabil

3 Agustus 2019   15:59 Diperbarui: 3 Agustus 2019   16:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu indikator negara menuju arah positif dalam perekonomian adalah ketika pengangguran berkurang dan lapangan pekerjaan terbuka luas. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan tingkat daya saing masyarakat yang sedang berkembang. Inflasi, turbulensi perekonomian hanya akan memicu gonjang -- ganjing perekonomian. 

Setiap warga masyarakat bisa membantu sekuat mungkin untuk menjaga stabilitas rupiah dengan mengurangi frekwensi berita bohong, berita remah- remah yang memicu terganggunya stabilitas perekonomian seperti munculnya isu terosisme, pengeboman, demonstrasi masif dan gonjang ganjing politik yang tidak pernah berhenti.

Media sosial termasuk menjadi kunci dari berita- berita bohong yang akhirnya berdampak pada perekonomian. Rupiah saat ini memang masih aman, namun setiap warga masyarakat terus  waspada sebab jika ada turbulensi perekonomian akibat peristiwa demonstrasi rusuh misalnya tentu akan mengurangi kepercayaan investor kepada negara kita. 

Semakin sering muncul demonstrasi, semakin sering muncul pertengkaran masalah kesejahteraan ekonomi banyak orang menyeretnya dalam ranah agama, Khilafah. Dikotomi politik, agama, radikalisme, isu- isu yang belum jelas yang membuat orang- orang saling curiga.

Perekonomian saat ini merangkak lambat salah satunya adalah terdampak krisis perekonomian global. Perekonomian dunia mengalami perlambatan muncul ketika kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang banyak mendapat reaksi keras dunia terutama negara raksasa China. Akibatnya negara- negara lemah ekonominya seperti terjepit oleh hegemoni persaingan negara Adidaya. Dulu Jepang sering bisa mendikte perekonomian dunia tetapi sekarang Chinalah ancaman utama AS untuk menjadi negara Adi dunia.

Peranan BI Dalam Mendorong stabilitas Rupiah dan Penguatan Ekonomi

Bank Indonesia ( BI )  membuka ruang pelonggaran dengan meninjau kembali kebijakan moneter di sepanjang sisa tahun ini.Yang menggembirakan dari perkembangan ekonomi nasional terutama ketika Bank  Sentral Amerika serikat menurunkan tingkat suku bunga. Dengan penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika berkurang pula resiko inflasi dan akan membantu menstabilkan rupiah. 

Menurut data yang penulis baca di Kompas, Sabtu 3 Agustus 2019 pada Rabu waktu setempat Bank sentral AS, The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan  sebesar seperempat  poin di kisaran 2 persen sampai 2,25 persen. Itu adalah langkah normal di tengah penyesuaian ekonomi AS seperti yang dituturkan  Gubernur The Fed Jerome  Powell.

Kebijakan menurunkan suku bunga BI akan memicu pelaku usaha bersemangat untuk mendorong perekonomian nasional. Masyarakat punya peranan kuat mendorong stabilitas rupiah dengan terus melakukan usaha mandiri dan menghidupkan UMKM dengan pinjaman lunak. Semakin mudah masyarakat membangun usaha mandiri dan semakin membaiknya daya beli masyarakat akan memperkuat benteng kekuatan ekonomi dari krisis ekonomi global. Apalagi setelah masyarakat tidak lagi disibukkan dengan isu  - isu yang memecah belah masyarakat akibat pembelahan suara masyarakat pada calon presiden.

Investor luar negeri tentu sangat tergantung pada stabilitas ekonomi sebuah negara. Jika gonjang- ganjing politik terus berlangsung dan masyarakat terhambat dalam iklim usahanya akan membuat mereka menunggu sampai keadaan stabil. Padahal masalah ekonomi tidak bisa ditunggu, harus dijemput dan didorong dengan intervensi BI serta kemudahan usaha dengan stimulan antara lain stabilitas ekonomi, masyarakat yang mempunyai daya saing tinggi dan tentu pula kemampuan terhadap daya beli masyarakat. 

Kesibukan urusan politik akan membuat perekonomian bisa terancam dan depresiasi rupiah tidak terhindarkan. Ancaman inflasi akan rentan terjadi. Untuk itu masyarakat harus sadar untuk tidak terjebak oleh permainan politik kotor seperti pada akhir tahun 2018 dan pertengahan 2019 yang sring disebut orang sebagai tahun politik.

Lebih bagus lagi jika setiap orang mau membantu pemerintah dengan gerakan cinta rupiah. Gerakan cinta rupiah antara lain mengurangi transaksi dengan mata uang asing, lebih memanfaatkan uang rupiah untuk membelanjakan alat usaha dari produk- produk domestik. Mendorong usaha mikro dengan UMKM yang langsung memberi dampak penguatan perekonomian usaha kerajinan, tekstil, furniture, pemanfaatan barang bekas untuk didaur ulang menjadi produk kreatif seperti tas, sepatu, taplak meja, fashion, usaha wisata lokal memanfaatkan dana desa.

Sekolah Ikut Mendorong Kemandirian Siswa Dengan Kegiatan Entrepreneurship 

Kuncinya bukan saja pada pelaku usaha, tetapi juga lembaga pendidikan lebih mengarahkan siswa untuk bisa mengeksplorasi siswa mengumpulkan barang bekas seperti handuk bekas, kain bekas dalam ekstrakurikuler cinta lingkungan. Siswa tidak saja didorong hanya untuk menyerap ilmu tetapi juga menciptakan peluang dari memanfaatkan barang- barang di sekitar. 

Saya adalah seorang guru SMP salah satu usaha menjaga stabilitas keuangan dalam negeri secara tidak langsung adalah memotivasi dan memberi ruang siswa berkembang untuk mengembangkan sikap etrepreur. Salah satu bersama Pak Sukiyat yang aktif bergerak dalam pemanfaatan barang bekas memberi kegiatan siswa untuk membuat karya bejana dari handuk bekas. 

Handuk bekas bisa disulap menjadi bejana dengan mencampurkannya dengan semen dan memanfaatkan benda benda sekitar menjadi produk seni yang bisa jadi menjadi benda yang berdaya guna salah satu sebagai penghias ruangan. Itulah salah satu peranan guru dalam rangka menjaga Stabilitas Sistem Keuangan ( SSK).

Bejana yang terbuat dari bahan dasar handuk bekas(sebagai kerangka dicampur dengan semen menghasilkan bejana, dibuat oleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler pecinta lingkungan (Foto dan dokumentasi Ign Joko Dwiatmoko)
Bejana yang terbuat dari bahan dasar handuk bekas(sebagai kerangka dicampur dengan semen menghasilkan bejana, dibuat oleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler pecinta lingkungan (Foto dan dokumentasi Ign Joko Dwiatmoko)
Stabilitas perekonomian tidak bergantung pada inflasi global dan ancaman negara adi daya. Daya saing masyarakat adalah kunci negara menjadi maju. Etos kerja,  semangat, pantang menyerah, ulet harus tertanam dalam setiap generasi muda penerus, sebab yang utama dalam persaingan global di masa yang akan datang adalah kesiapan generasi muda yang memanfaatkan bonus demografi untuk mendorong persaingan usaha. Generasi muda yang kuat, kreatif dan cerdas akan memberi jaminan negara aman menghadapi persaingan global yang tidak terelakkan.

Jangan Terjebak Isu - Isu di Media Sosial

Beriman itu penting tetapi alangkah baiknya jika masyarakat juga sadar bahwa iman saja tidak cukup keuletan dalam usaha, memanfaatkan peluang usaha dan memaksimalkan waktu untuk menciptakan peluang sama pentingnya. Jangan sampai generasi muda hanya terjebak pada doktrin yang membuat malas dan menggantungkan diri dari belas kasihan orang lain dan negara. Bisa hancur negara.

Isu- isu yang membodohi masyarakat itu harus distop,, isu- isu yang hanya menunjukkan penguatan politik identitas hanya akan membuat negara hancur. Mana ada negara yang selalu dilanda konflik maju perekonomiannya. Indonesia mempunyai keuntungan yaitu bons demografi. Orang orang di usia produktif berlimpah, jika semangat mandiri tidak ditingkatkan tentu hanya membuat negara pontang- panting memberi subsidi mereka. 

Padahal jika mereka ( usia produktif) bisa maksimal bekerja bisa jadi akan menjadi ancaman serius negara- negara maju seperti China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Singapura. Vietnam tengah melaju kencang, Thailand juga tengah bangkit , Indonesia yang potensial dalam hal sumber daya alam dan manusia masa bisa kalah dari mereka. 

Mari bertekat stabilkan rupiah dengan usaha mandiri, mendorong generasi muda berpikir kreatif dan berusaha mengembangkan kecepatan otak dan pemanfaatan HP peralatan digital, aplikasi online dan mesin berbasis serat optik untuk mempersiapkan diri dalam persaingan global. Jika masyarakat siap maka cita- cita menjadi negara maju di tahun 2045 tidak hanya isapan jempol. 

Masyarakat bisa belajar dari Korea Selatan dan Jepang masalah etos kerja. Karena itulah yang terpenting untuk generasi yang akan datang yang akan semakin sengit menghadapi persaingan antar negara. Jangan hanya menjadi negara berkembang saja tetapi harus mengejar pula negara- negara yang sudah lebih dahulu maju. Maju Indonesia, semangat rakyat untuk membangun masyarakat yang berdaya saing tinggi di tengah persaingan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun