Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bahagianya Para Preman di Zaman Bang Anies

14 Juli 2019   21:30 Diperbarui: 14 Juli 2019   21:55 7594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Premanisme berkembang ketika masalah ketegasan pemerintah dipertanyakan ( megapolitan. kompas.com)

Rata- rata umum melihat tampang sangar, bertato, suka mengkonsumsi obat- obatan terlarang dan mempunyai  bekal ilmu (entah ilmu hitam atau ilmu berkelahi lain yang dipelajari secara alami(seringnya tawuran membuat mereka tidak takut lagi jika terluka bahkan mati karena bacokan senjata tajam) atau sengaja "meguru/berguru" pada orang sakti untuk menambah kepercayaan diri.

Para preman itu akan bergerak dan memungut jasa keamanan terutama pada para pedagang kaki lima yang berdagang di pinggir jalan. Pajak jalanan yang mereka kuasai menjadi jaminan keamanan. Meskipun ketika tiba- tiba muncul petugas trantip mereka tidak peduli dan cenderung main aman.

Sekitar tahun 1980 -- an pada sebuah operasi petrus (penembak misterius) pernah terjadi pembersihan preman- preman yang disasar terutama mereka yang bertato. 

Para preman itu tentu saja kocar- kacir dan bersembunyi agar tidak dijadikan sasaran penembak misterius. Mayat- mayat preman itu sering bergelimpangan di pinggir jalan dan dibiarkan tergeletak. Para warga masyarakat yang berinisiatif menguburkan mereka di pemakaman umum.

Para preman itu akan terus ada ketika ketimpangan sosial masih nyata terjadi. Kaya miskin, kuat lemah pengangguran yang tinggi, lahan pekerjaan yang sempit. Sebetulnya bukan masalah lahan pekerjaan yang sempit saja tetapi banyak orang yang ingin mendapat uang tanpa harus- susah susah bekerja. Pola pikir semacam itu yang membuat premanisme subur dan susah penanganannya.

Ada semacam mafia, perputaran lingkaran setan yang susah ditebas sehingga sampai sekarang masalah premanisme masih sudah dicarikan solusi pemecahannya.

Nah Bang Anies di zaman Anda rasanya preman berbahagia karena kebebasan meminta jasa di pengkolan, di jalan- jalan protokol, dipusat perbelanjaan seperti tumbuh subur. 

Berapa orang yang sengaja berkerumun di pengkolan, di persimpangan jalan.Tanah Abang yang zaman Jokowi dan Ahok sempat ditertibkan kini kembali menjadi bancaan para preman. Parkir pinggir jalan kembali subur.

 Maka lalu lintas jalan yang ruwet kembali hadir di ibu kota ini. Anda bisa jadi pahlawan bagi masyarakat yang ingin bahagia tanpa dibayng-bayangi peraturan ketat seperti halnya Singapura.

"Kenapa harus tertib jika ujung-ujungnya tidak bahagia" Begitulah sejumlah orang Jakarta berpikir.

"Macet- macet sedikit tapi masih bahagia begitu?!" Nah lho istilah apa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun