Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Kain Robek Persatuan Menggunakan Jarum Pancasila

1 Juni 2019   14:15 Diperbarui: 1 Juni 2019   14:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila sedang diuji oleh merebaknya radikalisme dan Pancasila menjadi perajut persatuan dan Kesatuan bangsa. Ilustrasi gambar karya Joko Dwiatmoko

Dalam setiap pertandingan dan kontestasi selalu ada yang menang dan kalah. Seperti layaknya olah raga setiap laga harus ada pemenangnya. Jika kalah ya harus legowo menerima kekalahan. Dengan kekalahan dan kegagalan klub, tim, seseorang harus mau belajar dari kegagalan.

Saatnya Pancasila Kembali Mempersatukan Rakyat

Para Pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila tidak mudah. Berat. Mereka harus mengalahkan ego agama, mengalahkan ego suku, etnis, bahasa untuk suksesnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, telah menyatukan bangsa ini selama hampir 74 Tahun.

Jika elite politik merasa mempunyai jiwa patriot sudahi sengketa, sudahi saling olok mengolok. Segera rajut persatuan dengan selalu berpijak pada Pancasila. Jarum- Jarum Pancasila akan merajut, menyatukan robekan yang membuat persatuan dan kesatuan terpisah.Lambang Negara Garuda Pancasila akan gagah berdiri di barisan paling depan untuk mencegah ormas, ormas, organisasi yang tidak mau mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

Hari Ini diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila (Tribunnews.com)
Hari Ini diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila (Tribunnews.com)

Indonesia bukan negara agama dengan balutan identitas yang memisahkan.  Berbeda suku, berbeda agama, berbeda pilihan politik seharusnya dianggap sebagai dinamika bukan ancaman. Kritik dan perdebatan itu wajar tetapi jika sudah mengarah untuk menghina fisik, fanatik, radikal bersikeras memaksa keyakinan ke orang lain harus ditumpas sampai ke akarnya. Tidak ada toleransi kepada mereka yang berusaha mengarahkan negara berubah ideologi karena dasar negara sudah final.

Tidak ada manusia sempurna. Kesempurnaan hanya bisa terjadi jika manusia bisa bekerja sama, saling menyokong untuk kemajuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun