Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Merangkul Manusia Menjadi Lebih Beradab dalam Beragama

4 Desember 2018   08:57 Diperbarui: 4 Desember 2018   09:05 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi memberikan sentuhan kelembutan pemeluk agama (www.hipwee.com)

Jika karena agama orang- orang menjadi beringas, jalang dan dengan entengnya berkata kasar apa funsi agama sebenarnya. Kalau nasihat orang tua, pemuka agama yang sudah makan asam garam kehidupan dimentahkan hanya dengan tafsir -- tafsir, nukilan- nukilan dari ilmu yang diambil dari dinding media sosial. 

Muncul pemuka agama pop yang dengan cepat menjulang karena berkat media sosial, layar kaca, Seleb yang yang berubah menjadi pendakwah.

Bukan berarti agama selain Silam terjebak dalam budaya Pop. Jauh seblum fenomena Agamadan politik rekat berdampingan Kristen, Katholik sudah pernah mengalaminya.

 Agama terjebak dalam kepentingan politik praktis, tidak netral dan partisan. Akibatnya apa? Katholik pernah terjebak dalam masa kelam hingga muncul banyak cabang agama Kristen  sebagai reaksi atas campur tangan agama dalam politik praktis.

Agama mabuk kekuasaan, kekuasaan menggiring agama untuk campur tangan. Suasana campur aduk antara profan, sekuler  dan sakral itu melahirkan kebingungan. Muncul politik identitas, muncul politikus berlagak agamawan, dan agamawan terjebak untuk ikut dalam politik praktis. Fenomena itu sangat kental hadir dalam pemberitaan sekarang. Reuni Akbar, Kebaktian massal di lapangan dengan berteriak- teriak memuji dan memanggil- manggil Tuhan dengan berjngkrak- jingkrak.

Lambang- lambang ikut menyertai dan manusia amat bangga dengan identitas itu hingga muncul kotak- kotak, muncul pemisahan dengan sendirinya. Alangkah rindu alangkah kangennya ketika agama muncul sebagai senandung merdu penggerak ketenangan. 

Mendengarkan shalawat dengan riang dengan ditabuhi oleh musikus yang meskipun beda agama tetapi tetap mengiringi dengan sepenuh rasa dan jiwa karena esensi dendang lagunya satu muara yaitu pemujaan pada Yang Maha Pencipta.

Gamelan Simbol Keragamanan dan Harmoni

Seperti gamelan ada beragam jenis musik dari bonang, Slenthem, Saron, Gender, Gambang, Siter, Kenong, Gong, Kethuk, kecrek yang sama sama dibunyikan tetapi  tampak harmoni karena mereka berfungsi sesuai peran masing-masing, tidak saling menggilas tetapi saling mengisi kekurangan sehingga muncullah musik agung hasil dari berbagai instrument berbeda tetapi saling menguatkan saling mengisi.

belajar gamelan melatih kepekaan rasa, bathin dan kerjasama dalam harmoni (www.suaraekonomi.com)
belajar gamelan melatih kepekaan rasa, bathin dan kerjasama dalam harmoni (www.suaraekonomi.com)
Begitulah agama, kepercayaan, seharusnya saling menghormati, membawa misi kedamaian, misi cinta kasih. Tetapi ini mungkin mimpi dan angan penulis saja. Sekarang sesuai yang saya dengar, lihat dan berdasarkan bacaan , informasi media manusia masih terjebak dalam polarisasi yang memang sengaja dihembuskan untuk kepentingan politik. 

Saya sih berharap opini saya, analisa penulis itu salah. Masih banyak warga masyarakat yang mampu mempertahankan kewarasan dan mengembangkan budaya lokal untuk menguatkan identitas asli bangsa. Semoga. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun