Jika karena agama orang- orang menjadi beringas, jalang dan dengan entengnya berkata kasar apa funsi agama sebenarnya. Kalau nasihat orang tua, pemuka agama yang sudah makan asam garam kehidupan dimentahkan hanya dengan tafsir -- tafsir, nukilan- nukilan dari ilmu yang diambil dari dinding media sosial.Â
Muncul pemuka agama pop yang dengan cepat menjulang karena berkat media sosial, layar kaca, Seleb yang yang berubah menjadi pendakwah.
Bukan berarti agama selain Silam terjebak dalam budaya Pop. Jauh seblum fenomena Agamadan politik rekat berdampingan Kristen, Katholik sudah pernah mengalaminya.
 Agama terjebak dalam kepentingan politik praktis, tidak netral dan partisan. Akibatnya apa? Katholik pernah terjebak dalam masa kelam hingga muncul banyak cabang agama Kristen  sebagai reaksi atas campur tangan agama dalam politik praktis.
Agama mabuk kekuasaan, kekuasaan menggiring agama untuk campur tangan. Suasana campur aduk antara profan, sekuler  dan sakral itu melahirkan kebingungan. Muncul politik identitas, muncul politikus berlagak agamawan, dan agamawan terjebak untuk ikut dalam politik praktis. Fenomena itu sangat kental hadir dalam pemberitaan sekarang. Reuni Akbar, Kebaktian massal di lapangan dengan berteriak- teriak memuji dan memanggil- manggil Tuhan dengan berjngkrak- jingkrak.
Lambang- lambang ikut menyertai dan manusia amat bangga dengan identitas itu hingga muncul kotak- kotak, muncul pemisahan dengan sendirinya. Alangkah rindu alangkah kangennya ketika agama muncul sebagai senandung merdu penggerak ketenangan.Â
Mendengarkan shalawat dengan riang dengan ditabuhi oleh musikus yang meskipun beda agama tetapi tetap mengiringi dengan sepenuh rasa dan jiwa karena esensi dendang lagunya satu muara yaitu pemujaan pada Yang Maha Pencipta.
Gamelan Simbol Keragamanan dan Harmoni
Seperti gamelan ada beragam jenis musik dari bonang, Slenthem, Saron, Gender, Gambang, Siter, Kenong, Gong, Kethuk, kecrek yang sama sama dibunyikan tetapi  tampak harmoni karena mereka berfungsi sesuai peran masing-masing, tidak saling menggilas tetapi saling mengisi kekurangan sehingga muncullah musik agung hasil dari berbagai instrument berbeda tetapi saling menguatkan saling mengisi.
Saya sih berharap opini saya, analisa penulis itu salah. Masih banyak warga masyarakat yang mampu mempertahankan kewarasan dan mengembangkan budaya lokal untuk menguatkan identitas asli bangsa. Semoga. Salam.