Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Milenial, Heroisme Joni dan Wabah "Nyinyir" Media Sosial

26 Agustus 2018   13:26 Diperbarui: 26 Agustus 2018   13:28 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joni dan Puja puji netizen serta serta sejumlah penghargaan setelah video panajt benderanya Viral (Tribunnews.com)

Anggapan skeptis tentang generasi milenial

Selama ini banyak yang menganggap generasi milenial ini hanyalah generasi yang sangat individual karena sihir gadget telah menyeret mereka dalam permainan game, dunia maya yang senyap dari interaksi sosial kemasyarakan serta generasi hura-hura yang hanya menghambur-hamburkan uang untuk kegiatan nongkrong, clubbing, kebut-kebutan dan kumpul-kumpul menghisap sabu, putaw dan teman-temannya.

Saya masih sering melihat banyak pemuda sekarang  banyak yang sering nongkrong-nongrong tidak jelas, mencoret-coret tembok, seharian penuh main game. Tetapi apakah banyak generasi milenial begitu tidak peduli pada kehidupan sosialnya. Mungkin titik pandang saya perlu diubah sebab tidak sedikit dari mereka adalah orang- orang kreatif penuh kejutan. 

Di balik  tingkahpolah yang kadang membuat generasi sebelumnya begitu pesimis melihat masa depan ternyata banyak anak-anak muda yang gigih berjuang bahkan mampu mengharumkan nama bangsa.

Situasi modern dan adaptasi cepat kaum milenial terhadap melajunya teknologi harus disikapi positif. Banyak dari mereka jika didampingi, diarahkan secara benar akan melahirkan generasi masa depan gemilang. Tidak usah terlalu pesimis sebab orang dewasa kadang harus mampu menempatkan diri, berpikiran dinamis untuk memahami situasi dan kondiri mereka.

Joni adalah salah satu generasi milenial yang masih menyimpan bara patriotisme. Sebetulnya tindakan Joni adalah tindakan spontan. Ketika tali bendera tidak bisa bergerak normal hingga menyebabkan bendera tidak bisa berkibar yang terpikir oleh orang-orang adalah panik, bingung, sekaligus sedang berpikir mencari cara agar Tali bendera bisa bergerak. Tiba-tiba Joni yang berada di tenda karena sedang sakit, melihat pengibaran bendera tersendat. Ia langsung maju tanpa diperintah.

Lalu dengan sigap memanjat tiang bendera tinggi itu. Orang-orang yang melihatnya kaget, cemas jika tindakan Joni membuatnya celaka. Ketika Joni sempat beristirahat sejenak di tengah tiang reaksi orang-orang pasti hampir sama, ngeri. 

JIka jatuh tentu akan menjadi sebuah tragedi memilukan sebab ribuan pasang mata tertuju padanya. Untung saja Joni yang sebetulnya tengah sakit itu bisa mengurai tali dan akhirnya selamat. Upacarapun kemudian lancar berlangsung sampai selesai.

Joni hanyalah salah satu anak generasi milenial yang dengan sigap, spontan tanpa beban politik tanpa pikir panjang. Terkadang generasi tua seperti saya malah lebih sering banyak mikir, terlalu banyak pertimbangan dan punai pikiran kotor karena tercemari hasrat politik. 

Joni adalah anak spontan yang peka bagaimana ia harus bertindak walau sebetulnya mengandung resiko tinggi. Spontanitas itu penting dan akhirnya tanpa ia duga banyak orang mengapresiasi tindakannya dan akhirnya menjadi keberuntungan bagi dia mendapat bantuan, janji-janji manis orang dewasa dan menempatkan dia sebagai pahlawan, patriot bangsa.

Karakter Patriotisme Joni Patut Ditiru

Karakter mental seperti Joni itu yang diperlukan negeri ini. Hal ini menyejukkan ditengah perdebatan panjang tiada akhir tentang dukung-mendukung capres -  cawapres yang menimbulkan keprihatinan akan terpecahbelahnya masyarakat yang hanya sibuk berkonflik tetapi lupa untuk bekerja, berkreasi dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Jika melihat perdebatan politik di media sosial, aksi "nyinyir" pendukung capres dan perang "keyakinan" bahwa yang didukungnya lebih amanah, lebih agamis, lebih santun, kenapa terlalu buang energi hanya untuk membela pilihan masing- masing. 

Menurut penulis lebih baik dukung siapa saja yang mau berjuang untuk negaranya, bekerja penuh untuk Indonesia agar tidak ketinggalan dengan dengan negara lain. Tidak  terpancing dengan bahasa politik. Jika ada contoh positif dari sikap-sikap yang ditunjukkan anak bangsa harus didukung. Masih Banyak Joni-Joni lain yang belum terkspos media berjuang dalam lingkup kecilnya di keluarga.

Media tidak perlu memblow - up kepahlawanan cukup membuat berita-berita positif dan menghilangkan berita berpotensi menimbulkan konflik. Joni kembalilah ke lingkunganmu, jangan karena telah viral dan terkenal kamu nanti menjadi lupa  diri dan hilang rasa heroisme yang spontan itu. 

Belajar tekun dan menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk selalu membela negara dengan kemampuan masing-masing bukan karena ingin terkenal dan mendapatkan sejumlah uang.

Ingat spontanitas dan kebaikanmu terhadap negeri ini akan selalu dikenang. Kamu telah menjadi bagian dari sejarah, tetapi jangan membawa beban baru bahwa kau harus selalu menjaga imej sebagai pahlawan. 

Dan kepada diri sendiri banyak hal yang baru sebatas menulis, sebatas berkomentar dan sebatas  mengritik. Padahal  banyak hal luput dari pengamatan. Menulis dan menjadi pengritik itu mudah tetapi menjadi pahlawan bagi banyak orang itu susah. Banyak orang ingin menjadi pahlawan kesiangan. Padahal kepahlawanan itu dilahirkan bukan direkayasa.

Jika tulus bekerja, tulus menolong tanpa mengharapkan imbalan itu adalah sifat dasar pahlawan tetapi jika jejak niatnya menjadi pahlawan sengaja diviralkan supaya diendus media itu namanya  pahlawan jadi-jadian. Saya tidak harus menjadi pahlawan bagi banyak orang cukup menjadi teladan bagi sekitar itu sudah cukup. Dan itu masih menjadi PR besar. Bagaimana anda?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun