Oleh : Dwi Atikah
Menteri kesehatan telah memutuskan tata cara mengatasi penanggulangan jenazah sebagai bentuk pencegahan dan pemutusan mata rantai wabah Covid-19. Melaksanakan tata cara penanggulangan jenazah sangat penting dilakukan oleh masyarakat agar mereka tidak tertular virus SARS-CoV-2 saat melakukan penanggulangan jenazah.
Khusus masyarakat yang beragama Islam, jenazah akan dimandikan, dikafani dan disholatkan hingga akhirnya dimakamkan. Lalu apakah jenazah pasien Covid-19 yang beragama Islam harus dimandikan dan dirawat seperti jenazah biasa yang tidak terkena wabah covid-19, bagaimana cara memandikan dan menguburnya?
Posisi manusia didalam Islam sebagai penerima martabat kemanusiaan (anugerah karamah). Allah SWT.berfirman :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْ آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِى الْبَرَّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرَ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلاً
Artinya : “Dan sungguh, kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
MUI telah memutuskan tentang tata cara penanggulangan jenazah Covid-19 melalui Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020. Fatwa ini di bentuk untuk tujuan didalam agama dan usaha dalam mengatasi, merawat dan menangani Covid-19.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Dr. H. M. Asrorun Ni’am mengatakan bahwa untuk menjalankan tata cara tersebut ada tiga tahap yang perlu diperhatikan agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan dan usaha.
Apa sajakah tiga tahapan itu ?
Tahap pertama, manusia harus lebih sadar bahwasannya ini sebagai musibah, dan manusia harus tetap patuh terhadap hukum Allah dengan meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan tetap melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Tahap berikutnya, masyarakat harus merawat keselamatan diri, bahwasannya dalam merawat kesehatan adalah bagian dari tugas kita untuk keagamaan dan kemanusiaan sekaligus tugas penghambaan diri kepada Allah SWT.
