Mohon tunggu...
Dwi Sartikasari
Dwi Sartikasari Mohon Tunggu... -

Aku hanya perempuan biasa yang punya banyak mimpi. Aku hanya perempuan biasa yang ingin menjadi penulis dengan karya yang luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puing-puing Hati

28 September 2013   02:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:17 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kau tahu, sudah serapuh apa hatiku ini?

Kau tahu, ia sudah tidak bisa kurapikan sendiri. Ia sudah terlalu berantakan.

Kau tahu, seseorang sudah merusaknya hingga menjadi puing-puing yang tak berarti.

Ketika hanya dia satu-satunya yang kupercaya, tak ada pilihan lain selain memberikan sepenuhnya hati ini padanya.

Karena yang kuinginkan hanyalah memberikan seluruh hatiku untuk dijaga.

Tapi, dia tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik. Dia tidak bisa memenuhi janjinya untuk menjaga seluruh hatiku. Untuk menjadikanku satu-satunya dalam hatinya.

Dia menjatuhkanku, memecahkan hatiku, dan meninggalkannya begitu saja tanpa berniat untuk menyusun kembali puing-puing yang sudah berceceran tak berarti.

Kau hadir ibarat pelangi yang datang setelah badai berakhir.

Kau datang dan berusaha menyusun kembali puing-puing hatiku yang telah hancur.

Kau merapikannya perlahan dan merekatkan pecahan yang satu dengan yang lainnya.

Setelah hatiku kembali utuh, kau meminta izin untuk menjaganya. Kau meminta izin untuk sekadar menguatkan rekatan itu agar tidak kembali retak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun