Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Selain Produk Berkualitas, Mas Tanji Juga Bermodal Keramahan dan Kebaikan

16 Agustus 2021   13:08 Diperbarui: 20 Agustus 2021   11:06 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Tanji di samping sepeda motornya yang dipenuhi kontainer/keranjang berisi tempe, tahu, dan aneka dagangan (Foto koleksi Muhamad Nurtanji)

Mas Tanji menyadari bahwa kendala dan masalah pasti selalu ada dalam setiap usaha. Sejak berjualan di masa remaja, bapak dua anak ini telah jatuh bangun melewati berbagai kendala dan masalah. “Tinggal bagaimana kita menyikapinya,” katanya.

Ada pasang surut penjualan, bahkan pernah sepi pembeli sehingga produksi harus dikurangi. Dahulu dia bahkan harus “gali lubang tutup lubang” untuk bisa mendapatkan modal usaha. “Cuma karena saya merasa ini adalah jalan hidup, ya tetap saya jalani dengan tekun!” tuturnya penuh kesungguhan.

Mas Tanji berhasil melewati berbagai kendala hingga tahun 2021 ini, bahkan mampu bertahan di tengah pandemi yang meluluhlantakkan banyak usaha. Dia memaknai profesinya dengan senantiasa bersyukur dan menekuninya penuh kesabaran.  

“Saat pandemi ini, usaha mana sih yang enggak berdampak? Tapi harus tetap kita jalani karena kehidupan tidak bisa berhenti. Kita harus bertahan hidup. Alhamdulillah! Saya hanya mensyukuri saja karena masih bisa keliling seperti biasa. Banyak teman-teman, terutama yang mangkal harus memutar otak agar usaha tetap eksis karena waktu bukanya dibatasi.”

Mas Tanji adalah tulang punggung keluarga. Saat ini dia harus menghidupi istri dan dua buah hatinya; juga membantu bapak mertua serta dua iparnya yang pekerjaannya terdampak pandemi. Usaha berjualan tempe adalah sumber penghasilan utama yang selama ini menjadi penopang kehidupan keluarganya.

Walaupun begitu dia bersyukur karena di rumah istrinya bisa membuka warung kuliner kecil-kecilan—berjualan seblak, bakso, dan bakso aci. Menurut pengakuannya, hasilnya membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setidaknya, sang istri bisa membeli ini-itu tanpa mengganggu “uang belanja rumah tangga”.

Dia tak habis-habisnya mensyukuri profesinya. Bahkan saat dibandingkan dengan pekerja kantoran, dia merasa lebih beruntung. “Justru dengan profesi ini saya bisa memiliki banyak waktu untuk keluarga maupun diri sendiri. Pulang jualan saya masih bisa melakukan banyak aktivitas, menjalankan hobi, juga berorganisasi.”

Pria yang gemar bermain bulutangkis serta memelihara burung dan ayam ini memang seorang yang suka bersosialisasi. Dia aktif berorganisasi, baik di lingkungan RT/RW maupun di tingkat kelurahan.

Di antara rutinitasnya, Mas Tanji juga meluangkan waktu untuk menularkan ilmu agama kepada anak-anak di sekitar rumahnya. Setiap hari bakda magrib dia membimbing tak kurang dari 30 anak untuk belajar mengaji.

Setiap bakda magrib Mas Tanji membimbing anak-anak di lingkungan rumahnya belajar mengaji (Foto koleksi Muhamad Nurtanji)
Setiap bakda magrib Mas Tanji membimbing anak-anak di lingkungan rumahnya belajar mengaji (Foto koleksi Muhamad Nurtanji)

Harapan Sederhana

Boleh dibilang usaha dagang Mas Tanji masih dijalankan dengan cara konvensional. Promosi pun nyaris tidak pernah dilakukannya. Beruntung belakangan dia sudah memiliki ponsel pintar yang cukup membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun