Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bisakah Gaya Hidup "Hemat Listrik" Diterapkan?

27 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 27 Maret 2021   17:15 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh veeeeera from Pixabay

Dampak lain adalah terjadinya cuaca ekstrem (hujan maupun kemarau) yang berdampak kegagalan panen. Bahkan diramalkan pula akan terjadi pengeringan sejumlah sumber air tawar pada tahun 2100. Masih banyak lagi dampak buruk pada lingkungan.   

Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak hemat listrik.

Amanat "Laudato Si" yang disampaikan Paus Fransiskus terkait perawatan bumi "rumah kita bersama" pun semakin menguatkan betapa pentingnya melakukan penghematan listrik.    

 "Banyak hal yang harus diarahkan kembali, tetapi terutama umat manusia harus berubah. Yang dibutuhkan ialah kesadaran pada asal kita bersama, pada rasa saling memiliki, dan pada masa depan yang harus dibagi dengan semua makhluk." (Laudato Si 202)

Bumi bukan hanya milik manusiam tetapi rumah bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Bukan juga hanya milik manusia zaman kiwari, tetapi menjadi hak anak cucu serta generasi yang kelak terlahir.  

Kami sepakat bahwa kesadaran dan perubahan harus dimulai diri sendiri. Pribadi lepas pribadi. Sikap egois terkait penggunaan listrik harus mulai dikikis. Rasa empati terhadap sesama manusia dan makhluk lain pun perlu ditumbuhkan.

Apa wujud nyata tindakan "hemat listrik"? Aduh, pasti berat banget ya? Oh, ternyata tidak! Kami hanya perlu melakukan hal-hal sederhana yang tampaknya sepele sebagaimana diajarkan oleh Bapa Paus.

"Sangatlah mulia bila kewajiban untuk memelihara ciptaan dilakukan melalui tindakan kecil sehari-hari ... seperti ... mematikan lampu yang tidak diperlukan" (Laudato Si 211).

Untuk menerapkan kenormalan baru "hemat listrik" tidak harus melakukan hal-hal besar. Gaya hidup "hemat listrik" dapat diupayakan lewat beberapa hal sederhana berikut ini.

  • Mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan/digunakan.  
  • Saat tidur, sebaiknya matikan alat-alat elektronik. Hentikan "kebiasaan" tertidur saat menonton televisi, misalnya.
  • Memaksimalkan penggunaan cahaya matahari untuk penerangan siang hari. Alih-alih menyalakan lampu, bukalah jendela. Jika mungkin, pasanglah atap transparan pada beberapa bagian rumah, seperti kamar mandi.
  • Mencabut kabel elektronik yang tidak digunakan dari stop kontak. Kabel pengisi daya ponsel,  kabel televisi, radio, dan alat elektronik lain.
  • Memilih lampu dan peralatan elektronik yang dirancang "hemat energi". Misalnya, memilih lampu LED yang mengonsumsi daya relatif lebih rendah dibandingkan lampu biasa.
  • Memaksimalkan penggunaan ventilasi udara (jendela, kisi-kisi, dll.); dan menanam banyak pohon di sekeliling rumah untuk menciptakan udara yang lebih sejuk.
  • Jika terpaksa menggunakan pendingin udara (AC), gunakanlah dengan bijak. Pilihlah jenis AC hemat energi, dan gunakan seperlunya.   

Daftar di atas hanya sebagian kecil upaya penghematan listrik. Masih banyak lagi kebiasaan positif lain yang dapat diterapkan. Perubahan perilaku harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

Selanjutnya, bisa dilanjutan sebagai gerakan bersama untuk memberikan dampak lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun