Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sungguh, Ibu adalah Sekolah Pertamaku

6 Desember 2020   23:58 Diperbarui: 7 Desember 2020   00:05 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: @dwi_klarasari

Ibu mengajari kami basa krama (berbahasa Jawa halus) kepada orang tua. Misalnya, ibu mengajariku menghafal basa krama yang harus kuucapkan ketika memintaku mengantar uang arisan ke Bu RT. Tanpa mengabaikan bahasa Jawa, sejak kecil kami juga dilatih untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Sejumlah teman merasa heran mendengar kami berbahasa Indonesaia saat bicara dengan ayah ibu. Seperti sinetron saja, kata mereka. Sementara banyak di antara mereka asyik ngoko (berbahasa Jawa kasar) pada orang tua mereka.   

Ibu juga mengajari bagaimana melakukan komunikasi jarak jauh dengan berkorespondensi. Saat aku kelas 3 SD, ibu mengajari aku menulis surat pertamaku untuk ayah yang sedang belajar di kota lain. Ibu menumbuhkan minat menulisku dengan membiasakan diri bercerita lewat hobi surat-menyurat.

Rumah sebagai sekolah dengan ibu sebagai guru berlangsung hingga kami duduk di sekolah menengah. Bukan berarti ibuku menguasai semua pelajaran. Namun, kami diajarkan untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Sampai lulus sekolah menengah kami tidak pernah diikutkan les pelajaran seperti kawan-kawan dari keluarga berada.         

Begitu pun ibu mengajari banyak hal yang tidak kami dapat di sekolah. Satu yang paling kuingat adalah lagu berbahasa Inggris pertama yang diajarkan ibu saat aku masih duduk di bangku SD. Aku teringat betapa bangganya kuajarkan lagu itu pada kawan-kawanku di Gang Beruang. Lagu berjudul "The Happy Wanderer" itu boleh jadi turut menumbuhkan rasa cintaku pada alam.

I love to go a wandering/ Along the mountain track/ And as I go, I love to sing, My knapsack on my back/ Valderi, valdera, valdera, Valdera ha ha ha ha ha ha, Valderi, valdera, My knapsack on my back ...

Ibu juga mengajarkan banyak hal lain yang kurasakan manfaatnya hingga kini. Salah satunya adalah menabung dan mengelola uang. Sejak kecil kami selalu diberi celengan. Kami dilatih menyisihkan uang jajan yang tidak seberapa untuk ditabung serta membeli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan.

 

Keterampilan sebagai Perempuan

Dari "sekolah pertamaku" aku juga dibekali aneka keterampilan, terutama sebagai seorang perempuan. Agar dapat melayani orang lain, setiap orang harus mampu dan mau melayani diri sendiri. Mungkin inilah prinsip yang dianut oleh "sekolah pertamaku".

Ibu mengajari kami untuk terampil melayani diri sendiri sejak duduk di sekolah dasar. Sehabis makan, kami wajib mencuci piring dan gelas masing-masing. Aturan kedua, jika saat mencuci ada gelas/piring kotor kami dimintai bantuan untuk mencucinya. Kami juga diajari mencuci dan menyetrika sendiri baju kami. Aduh, aku teringat betapa susah menyetrika seragam karena rok bawah seragam SD-ku modelnya penuh lipitan. Mana pakai setrika arang lagi. Alamak!

Diawali dengan tugas memasukkan benang ke dalam jarum, lama-kelamaan kami pun diajari menjahit. Kata ibu, minimal kami harus bisa memasang kancing yang lepas, ngesum lipatan baju yang koyak, atau sekadar menjahit baju rumah yang robek.   

Ibu juga chef ulung yang mengajari kami memasak. Dengan melibatkan anak-anaknya di dapur ibu menumbuhkan minat sekaligus kreativitas memasak. Diam-diam aku rajin mencatat resep masakan yang dibuat ibu hingga bisa memasak seenak beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun