Mohon tunggu...
Dwi Susilowati
Dwi Susilowati Mohon Tunggu... Guru - Dwi

Dwi susilowati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Daya Kreativitas Siswa

9 Desember 2020   15:05 Diperbarui: 9 Desember 2020   15:06 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI 2 PALIMANAN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASE LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VIII

Dwi Susilowati -- CGP SMP Negeri 2 Palimanan -- Cirebon

Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan, potensi, kecerdasan, dan  meningkatkan kreativitas atau keterampilan peserta didik secara aktif untuk mencapai penghargaan yang setinggi-tingginya dalam lingkungan sekitar. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya berorientasi pada tingkat pencapaian aspek kognitif, melainkan harus memperhatikan juga pada pengembangan aspek sikap dan nilai serta aspek keterampilan. Keterampilan yang dimaksud yaitu keterampilan untuk memanfaatkan alat atau  media yang tersedia disekitar kita untuk dijadikan sebagai sarana belajar, sehingga segala yang ada di sekitar kita menjadi bermanfaat. Pendidikan harus mampu mengembangkan potensi peserta didik secara komprehensif, sehingga mereka mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang semakin kompleks.

Kreativitas adalah keterampilan kreatif yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Kreativitas merupakan keterampilan yang perlu di pupuk dan di tuntun secara terus menerus agar dapat dikembangkan secara optimal oleh peserta didik dan dapat meningkatkan kualitas hidup peserta didik di masa mendatang. Dengan memupuk kreativitas aktif, akan bersedia mencetuskan, menerima, dan menilai gagasan-gagasan yang baru dan unik, yaitu gagasan-gagasan kreatif. Selain itu, individu akan membuka kesadaran dan persepsinya sehingga lebih peka terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang ada.

Pada pelajaran Bahasa Inggris mempelajari tentang teks transaksional pendek berupa dialog pendek sederhana terkait materi tentang ungkapan / ekspression yang membutuhkan keaktifan peserta didik peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kali ini menggunakan metode dan model  Project based Learning yang sesuai dengan materi, karakteristik peserta didik, kondisi lingkungan sekolah, dan peserta didik sebagai pelaku utama pembelajaran.


Dalam kenyataannya, sebagian besar sekolah di Indonesia dan di sekolah penulis, kegiatan pembelajaran masih banyak menggunakan pendekatan teacher center dan dalam menyampaikan kompetensi masih menggunakan metode ceramah.

Penggunaan metode yang terlalu sering dan sama serta tempat pembelajaran yang selalu berada di dalam kelas menyebabkan peserta didik sering kali kehilangan semangat belajar, merasa jenuh, kurangnya semangat bereksplorasi dan berkreativitas. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya percaya diri, keberanian untuk mencoba, rasa takut salah, malu dsb. Dari berbagai metode pembelajaran dengan memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan serta berpusat pada peserta didik maka dengan metode Project Based Learning diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kreativitas peserta didik, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menyediakan pengalaman belajar secara langsung yang beragam dan kebebasan siswa dalam menggali kemampuannya

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan aksi nyata sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Pada kesempatan ini akan penulis paparkan salah satu aksi nyata pembelajaran yang telah penulis lakukan selama kurang lebih dalam 4 minggu demi mengoptimalkan kemampuan dalam membangun kreativitas dan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam praktek berdialog terkait materi teks transaksional pendek sederhana berupa dialog sebagai upaya mewujudkan merdeka belajar dengan memperhatikan kemampuan peserta didik yang berbeda beda.

Tujuan

Melalui aksi nyata pembelajaran yang penulis rancang diharapkan peserta didik bukan hanya mendapatkan aspek pengetahuan namun juga mendapatkan aspek keterampilan dalam mengembangkan kreativitas mereka.

Secara khusus aksi nyata yang penulis lakukan adalah bertujuan sebagai berikut :

Menciptakan merdeka belajar

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

Meningkatkan motivasi instrinsik dan rasa percaya diri peserta didik untuk dapat lebih aktif dalam pembelajaran (students centre)

Meningkatkan kolaborasi peserta didik yang bersifat in pairs (berpasangan)

Deskripsi Pelaksanaan

Pelaksanaan aksi nyata ini penulis lakukan setelah menyusun rancangan aksi nyata dan menyiapkan segala bahan dan alat keperluan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Pemilihan aksi nyata ini penulis pilih karena termotivasi untuk menumbuhkan motivasi instrinsik peserta didik dalam menggali dan membangun kreativitas peserta didik agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berguna sebagai bekal kehidupan mereka di masa mendatang.

 Pelaksanaan aksi nyata ini penulis lakukan dalam waktu kurang lebih selama 4 minggu. Dalam waktu kurang lebih 4 minggu itu, aksi nyata penulis dimulai dari penulis membuat dan menyusun rancangan sampai membuat hasil laporan. Proses pelaksanaan aksi nyata yang telah penulis lakukan selama 4 minggu dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Pada minggu pertama, penulis menyampaikan izin terkait pelaksanaan aksi nyata yang penulis buat kepada Kepala SMP Negeri 2 Palimanan. Beliau menyambut dengan baik maksud penulis dan memberikan izin untuk melakukan aksi nyata melalui pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang sedang berlangsung di sekolah dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Masih pada minggu pertama, penulis melakukan koordinasi kepada wali kelas VIII F. Hal ini penulis lakukan terkait kelas bimbingannya akan penulis dijadikan sampel kelas untuk melakukan Aksi Nyata.

Setelah itu penulis menyiapkan rencana pembelajaran dan materi pembelajaran tentang teks transaksional pendeks sederhana berupa dialog terkait materi meminta ijin (Asking for Permission).

Masih pada minggu pertama, penulis memberikan informasi kepada peserta didik melalui grup WhatsApp (WA) kelas yang telah dibuat sebelumnya khusus untuk pelajaran Bahasa Inggris terkait dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penulis mengadakan pembelajaran tatap muka terbatas yang telah disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang dibuat sekolah.

Dengan memperhatikan protokol kesehatan, sekolah SMP Negeri 2 Palimanan melakukan Tatap Muka Terbatas, dengan kesesuaian peserta didik yang hadir yaitu 50% per kelas.  Dimana peserta didik yang hadir, mereka mengenakan seragam sekolah lengkap dengan menggunakan masker tak lupa kita membiasakan peserta didik untuk cuci tangan sebelum memasuki kelas sehingga pembelajaran yang akan dilakukan diupayakan dapat berjalan kondusif secara kebersihan dengan menjalankan protokol kesehatan.

Setelah masuk ke kelas penulis meminta Ketua Kelas untuk memimpin doa, setelah itu penulis memperiksa kehadiran kelas dari 16 peserta didik yang seharusnya hadir ada 2 peserta didik yang sedang sakit. Setalah itu penulis menyapa peserta didik dengan penuh rasa riang gembira serta memberikan motivasi positif kepada peserta didik dan tetap bersemangat selama mengikuti pembelajaran berlangsung. Setelah melakukan apersepsi, untuk mengefektifkan waktu mengingat hanya 25 menit perjamnya, beranjaklah penulis menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik dan membentuk kelompok belajar secara berpasangan .

Selanjutnya, pada kegiatan inti yaitu peserta didik membentuk kelompok dengan berpasangan mempelajari tentang materi ungkapan / expression of asking for permission. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mendengarkan guru membacakan  contoh dialog pendek kemudian peesrta didik mengenali contoh dialog tersebut. Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama, penulis dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini dan melakukan refleksi pembelajaran. Pembelajaran diakhir dengan memberikan tindak lanjut agar mereka membaca materi selanjutnya dan mencari informasi tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk tugas berikutnya.

Pada minggu kedua, penulis mengadakan pembelajaran tatap muka terbatas yang kedua. Kegiatan pendahuluan tidak berbeda jauh dengan pertemuan pertama. Penulis melakukan apersepsi dengan mengecek kehadiran kelas dan kehadiran berjumlah sama yaitu 15 orang.

Pada kegiatan inti penulis meminta peserta didik untuk duduk berpasangan namun tetap ada jarak sesuai dengan kesepakatan teman pasangan kelompok saat pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini peserta didik di sajikan beberapa contoh dialog terkait materi asking for permission kemuadian peserta didik berdiskusi dengan berpasangan menemukan informasi terkait dialog. Peserta didik juga di berikan kesempatan untuk memilih tema untuk menyusun atau membuat dialog. Diakhir pelajaran, penulis dan peserta didik bersama-sama melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilalui pada pertemuan kali ini. Penulis memberikan informasi kepada peserta didik mengingat dalam melakukan pembuatan dialog membutuhkan waktu karena harus menyamakan pengetahuan dan kesepakatan melalui diskusi maka penulis meminta kepada peserta didik bersama pasangannya  untuk menyelesaikan tugas di rumah.

Pada minggu ketiga, semula penulis akan melakukan tatap muka terbatas yang ketiga. Namun sehubungan dengan adanya kedatangan Kepala Desa Kepuh, maka pembelajaran tatap muka pada minggu ketiga diuntur. Dalam kunjungannya, Kepala Desa Kepuh menegaskan kepada seluruh warga Sekolah SMP Negeri 2 Palimanan untuk menutup adanya pembelajaran tatap muka terbatas dikarenakan berdasarkan tracing riwayat wilayah tetangga banyak yang dinyatakan positif dan meninggal akibat terpapar covid-19 serta wilayah kecamatan Palimanan yang kembali menunjukan zona merah, karena hal inilah pembelajaran terbatas ditutup atau dilarang sampai pada waktu yang belum bisa ditentukan.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak sekolah langsung menaggapi dengan serius dan menginformasikan kepada seluruh guru untuk menghentikan adanya pembelajaran terbatas (Tatap Muka), serta guru diminta untuk menginformasikan kepada seluruh peserta didik untuk belajar dirumah kembali dan melakukan pembelajaran secara daring. Menyikapi kondisi tersebut, penulis sedikit merasa sedikit kebingungan karena harus terhenti proses pembelajarannya untuk aksi nyata. Namun perasaan itu juga hilang ketika menyadari sepenuhnya bahwa kita harus mematuhi aturan untuk menjaga dan kepentingan kesehatan bersama terutama peserta didik

Pada minggu keempat, keadaan lingkungan sekolah dan akhirnya dapat melaksanakan pembelajaran meskipun jumlah peserta didik lebih sedikit namun penulis menyadari keadaan yang tidak bisa dipaksakan.  Pada pertemuan ini penulis menanyakan kesiapan peserta didik tentang  praktek membacakan dialog yang sudah disusun atau dibuat oleh peserta didik dan pasangannya sesuai tema yang meraka pilih. Setelah mereka siap, siswa di berikan kesempatan untuk menunjukkan hasil karya nya membuat dialog dan mempraktekannya di depan kelas. Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi instrinsik peserta didik untuk percaya diri dan mengetahui kemampuan yang dimiliki  

Hasil Aksi Nyata

Hasil dari aksi nyata yang penulis lakukan selama dua kali pertemuan pembelajaran, yaitu :

Peserta didik tampak senang dalam pembelajaran.

Peserta didik dapat berkolaborasi dengan teman sekelasnya secara berpasangan (in pairs)

Peserta didik dapat bekerja sama dalam diskusi.

Peserta didik dapat menuangkan daya kreativitas.

Peserta didik dapat melatih keberanian dan rasa percaya diri

Pembelajaran yang Didapat

Dalam modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi Pembelajaran Indonesia Ki Hajar Dewantara terdapat kegiatan Aksi Nyata yang harus dilakukan oleh CGP di sekolah dalam mewujudkan Merdeka Belajar. Dalam aksi nyata ini penulis telah berhasil melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid dan membangun suasana belajar yang menyenagkan dan nyaman. Penulis melakukan upaya untuk menuntun dan membimbing peserta didik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Meskipun demikian, masih banyak kelemahan yang penulis temukan dalam aksi nyata yang dilakukan, yaitu :

Proses kegiatan aksi nyata yang belum seutuhnya dilakukan secara maksimal karena belum seutuhnya semua peserta didik dapat hadir dan mengikuti pembelajaran mengingat situasi yang masih darurat dan wilayah berzona merah Covid-19.

Proses kegiatan aksi nyata masih bersifat sampel kelas belum seluruhnya diterapkan disetiap kelas, karena kondisi sekolah yang memang masih menerapkan pembelajaran terbatas.

Masih terdapat murid yang kurang bersemangat dan malas-malasan dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok karena malu dan canggung.

Rencana Perbaikan

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, mengenai kelemahan atau kekurangan dalam melakukan kegiatan aksi nyata, penulis akan melakukan rencana perbaikan sebagai berikut :

Penulis akan lebih memaksimalkan kembali dalam kehadiran peserta didik apabila keadaan mulai membaik dan sekolah diperbolehkan kembali melakukan pembelajaran tatap muka secara utuh.

Penulis akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang interakif  yang diterapkan di setiap kelas.

Penulis akan lebih memberikan suasana pembelajaran yang menyenagkan dengan memvariatifkan pembelajaran menggunakan ice breaking.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun