Mohon tunggu...
Dwi Fuztihana
Dwi Fuztihana Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca adalah jendela dunia, dan menulis adalah pintunya

Ibu bekerja, dengan 5 orang anak, yang ingin selalu belajar dan belajar. Hobby membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku, Guru Dunia Akhiratku

6 Desember 2020   17:10 Diperbarui: 6 Desember 2020   17:33 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Gawe langit gawe bumi…

“Gawe wulan lan srengenge..”

(Allah itu satu, tidak ada yang menyamai, Allah yang menciptakan langit dan bumi, menciptakan bulan dan matahari).

Ada satu lagi lagu jawa yang sering dinyanyikan ibu,

“Bocah cilik-cilik, jejer larik-larik, sandangane resik, tumindake becik..

“Allah pengeranku, Muhammad nabiku, islam agamaku, Alqur an kitabku.”

Bukankah dengan sering memperdengarkan nyanyian di atas, ibu telah mengajarkanku tentang konsep keTuhanan, dan mengajarkan tentang akidah islam. Yang demikian itu lebih mengena bila diterapkan pada anak-anak balita, mengajarkan konsep keTuhanan dan keyakinan dengan melalui sebuah nyanyian, serta menggunakan bahasa ibu.

Saat aku duduk di Sekolah Dasar, kami selalu diajarkan melakukan pembiasaan-pembiasan yang baik. Setelah melaksanakan sholat maghrib kami dibiasakan untuk “Nderes” (mengaji Alqur’an), lalu belajar bersama kakak dan adik-adik. Setiap malam jumat kami dipandu oleh Bapak membaca surat Yasin. Meskipun aku sempat merasa keteteran karena saat itu aku belum lancar membaca Alqur’an. 

Pagi hari kami disekolahkan di Sekolah Dasar Islam, sore hari masih harus ngaji di madrasah. Kamipun masih punya banyak waktu untuk bermain karena dulu belum ada sekolah dengan sistem Full Day School. Melalui kegiatan sehari-hari tersebut, ibu telah mengajarkan aku tentang kedisiplinan dan tanggung jawab.

Ibu tidak pernah menuntut dan memaksa kami untuk menjadi yang terbaik di kelas. Ibu hanya membiasakan kami belajar setiap hari. Alhamdulillah kami semua anak-anak ibu selalu mendapat rangking di kelas.  Ibuku juga tidak pernah menuntut kami untuk menjadi profesi ini dan itu sesuai keinginan orang tua. Semua mengalir begitu saja, dan sebagian besar kami mempunyai potensi di bidang seni. Ada yang punya potensi di bidang seni lukis, seni suara dan seni tari. Orang tua kamipun memfasilitasi kami sesuai dengan minat dan potensi kami.

Tempat tinggal kami kebetulan berada di pinggir jalan raya. Orang tua kami berjualan dengan membuka toko kelontong. Kamipun bergantian mengurus dan menjaga toko. Saat aku duduk di kelas 3 SD, aku sudah mulai belajar berjualan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun