Mohon tunggu...
MDewi Suryati
MDewi Suryati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Siapkah Labuan Bajo Mampu Penuhi Kebutuhan Wisatawan?

7 April 2017   19:32 Diperbarui: 10 April 2017   22:00 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Manggarai  Barat di Provinis NTT, menjadi salah satu sector wisata yang cukup menarik bayak wisatawan. Salah satu diantaranya adalah Labuan Bajo sebagai sebuah tempat wisata yang sudah terkenal sampai keMancan Negara, salah satudaya Tarik darikota Labuan Bajoadalah Taman  Nasional Komodo yang dimiliki.Padatahun 2013 komodo masukkedalam New 7 wonder danpadatahun 2016 terpilihmenjadisalahsatudari 10 tujuanpariwisataprioritas.

Melaluipenetapan Labuan Bajo sebagai salah satu tujuan pariwisata yang sangat banyak diminati, sector wisata digenjot habis-habisan dimana setiap tahun kunjungan para wisatawan semakin banyak, saat ini diprediksiakan terus meningkat tinggi 500 ribu kunjungan sampai tahun 2019.  Labuan Bajo membawa cukup banyak keuntungan bagi Indonesia, sekitar 20 terliun.

Yang paling mencolok dari pariwisata di Labuan Bajo, Manggrai Barat adalah keeksotikan alamnya dan keberadaan satwa langkah komodo. Luas wilayah sekitar 9,450 km2, sebagian kecil ditempati oleh penduduk sekitar 200 ribu penduduk, sedangkan 80% lainnya masih belum dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.

Pada tahun 1986 UNESCO menetapkan komodo sebagai warisan alam dunia. Budaya wisata tidak identik dengan warisan bangsa Indonesia.Meningkatnya kunjungan wisatawan  di Labuan Bajo membuat jumlah  sampah pun ikut meningkat dari tahun ketahun. Dilabuan Bajo sendiri tempat pembuangan sampah belum diatur dalam peraturan daerah, sehingga banyak sekali sampah yang berserakan dijalanan, serta tidak teurus.

Penanganan sampah di Labuan Bajo sendiri masih darurat, karena manajemen yang belum dibenahi dengan baik. Penumpukan sampah bukan hanya didaratana namun juga di lautan, dimana pada akhir tahun 2916 terdapat 1 ton sampah diangkat darilautan yang merupakan sumber daya Tarik bagi wisatawan. Ketidak seimbangan antara manajeman pengelolaan lingkungan khususnya sampah dengan jumlah wisatawan yang masuk menjadi suatu masalah yang sampai saat ini belum bias diatasi oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Kepala Syahandar Labuan Bajo mengatakan bahwa sampah di Labuan Bajo  disebabkan oleh banyaknya kapal yang masuk sehingga menyebabkan sampah dilautan semakin tahun semakin meningkat.  Kabupaten yang sudah mulai menjadi sorotan wisatawan asing ini juga memiliki maslah lain dalam mengatasi sampah diantaranya belum memiliki truck pengangkut sampah. 

Volume sampah yang berhasil ditangani oleh pemerintah setiap harinya sebanyak 64m₃, sedangkan yang tidak tertangani sabanyak 120,4m₃. tentu saja hal ini sama sekali tidak menyelesaikan permaslaha yang ada. Pro kontra muncul ketika banyak masyrakat yang mulai sadar akan pentingnya kebersihan kota apa lagi cerminan kota Labuan Bajo sendiri dapat menarik banyak pengunjung.

Banyak komunitas yang telah dibentuk untuk mencapai Labuan Bajo sebagai kota yang ramah lingkungan dan juga rama wisatawan. Berbagai cara dilakukan namun sampai saat ini dukungan dari pemerinta daerah Labuan Bajo belum maksimal.

Permasalahan dikota wisata ini bukan hanya persoalan sampah semana namun juga ada persoalan lain yang sangat penting yaitu persoalan sumber air bersih. Permasalahan air yang merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh pemerintah Labuan Bajo. Air merupakan sesuatu yang terhitung mahal yaitu Rp. 130.000 pertengki, masyarakat sendiri tidk pernah tau apakah air yang mereka beli bersih atau tidak, mereka membeli air biasaya hanya untuk kebutuhan mencuci dan mandi, sedangkan untuk masak mereka menggunakan air PAM yang biasanya mengalir dalam seminggu 2-3 kali dalam beberapa jam saja

Kesenjangan antara ramainya wisatawan yang datang dengan permasalahan lingkungan yang masih sangat rumit, tentu saja cukup mempengaruhi cara pandang wisatawan yang datang apalagi dengan penampakan sampah yang cuckup banyak disetiap pinggir jalanan kota Labuan Bajo.

Permaslaahan yang dihadapi disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang dijalin antara masyarakat dan pemerintah. Dimana dalam konteks ini masyarakat cendrung pasif dalam pembangunan kota Labuan Bajo sendiri. Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif  melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk kebijakan public sebelum adanya keputusan. Beberpa kelompok yang terlibat dalam konsep komunikasi oembangunan ini diantaranya LSM, pers dan berbagai elemennya. Agar komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan berjalan dengan efektif , maka diperlukan suatu pusat komunikasi dari pihak-pihak yang agar bersama-sama mendiskusikan masalah yang akan dipecahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun