Dalam tradisi agama-agama samawi, kisah Menara Babel dan Kaum 'Aad menjadi simbol kesombongan manusia yang berusaha menantang kekuasaan Tuhan. Menara Babel, yang diceritakan dalam Kitab Kejadian 11:1-9, mengisahkan tentang upaya umat manusia untuk membangun sebuah menara yang puncaknya mencapai langit, dengan tujuan untuk "membuat nama bagi diri mereka" dan untuk menghindari tersebar ke seluruh bumi. Namun, Tuhan tidak menyukai kesombongan mereka. Alkitab menyatakan, "Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu" (Kejadian 11:8). Tuhan mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak dapat saling mengerti, menyebabkan mereka tersebar ke seluruh dunia. Seperti dikutip dalam artikel di bible.com, ini menunjukkan bagaimana ambisi manusia untuk mencapai kekuasaan setara Tuhan berakhir dengan kehancuran.
Di sisi lain, kisah Kaum 'Aad dalam Al-Qur'an juga menggambarkan kelompok manusia yang sangat kuat, namun sombong dan menantang peringatan Tuhan. Kaum 'Aad, yang dikenal dengan kekuatan fisik mereka, menolak seruan Nabi Hud untuk menyembah Tuhan yang Maha Esa dan memperingatkan mereka tentang kesombongan mereka. Dalam Surah Al-A'raf ayat 69, Nabi Hud mengatakan, "Apakah kamu merasa aman dari azab Tuhan yang dapat menimpa kamu?". Namun, mereka tetap menolak dan menghina Nabi Hud. Sebagai balasan atas keangkuhan mereka, Tuhan mengirimkan angin yang sangat dingin dan kencang yang memusnahkan mereka dalam waktu tujuh malam delapan hari berturut-turut, seperti dijelaskan dalam Surah Al-Haqqah ayat 6-7. Al-Qur'an dengan jelas menggambarkan bahwa kekuatan manusia tanpa kerendahan hati di hadapan Tuhan hanya akan membawa bencana.
Persamaan mendalam antara kedua kisah ini terletak pada tema kesombongan kolektif. Dalam kasus Menara Babel, umat manusia berusaha membangun menara yang menembus langit, yang melambangkan ambisi mereka untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, bahkan menyamakan diri dengan Tuhan. Sementara itu, Kaum 'Aad, dengan bangga merasa tidak terkalahkan karena fisik dan kemampuan teknologi bangunan mereka, bertindak dengan cara yang sama. Kedua kelompok ini, pada akhirnya, menghadapi akibat dari kesombongan mereka. Seperti yang dicatat dalam artikel di jurnalpatrolinews.co.id, tindakan mereka melawan kehendak Tuhan membawa mereka pada kehancuran yang dahsyat.
Kisah Menara Babel mengajarkan bahwa meskipun manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk bekerja bersama dan membangun peradaban, Tuhan akan mengingatkan kita akan keterbatasan kita. Manusia yang berusaha "mencapai langit" melalui karya manusiawi mereka tanpa menyadari bahwa segala kemampuan itu datang dari Tuhan akan jatuh dalam kekacauan. Hal ini terlihat jelas ketika Tuhan menciptakan kebingungan melalui perbedaan bahasa, yang menyebabkan mereka tidak bisa lagi bekerja sama. Dalam konteks ini, Menara Babel menjadi simbol dari kesombongan yang akhirnya dipatahkan oleh kekuatan Tuhan. Kejadian ini tercatat dengan jelas dalam Alkitab, yang menunjukkan betapa tak terduganya akibat dari manusia yang berusaha mengatasi kehendak Tuhan.
Inilah Tarisa Sang Duta Kesehatan Asal Sumsel Yang Inspiratif, Baca Selengkapnya
Sebaliknya, kisah Kaum 'Aad lebih menekankan pada kebanggaan terhadap fisik dan kekuatan yang mereka miliki. Mereka membangun peradaban yang besar dengan teknologi dan kekuatan tubuh yang luar biasa. Namun, seperti dalam Menara Babel, kesombongan mereka kepada Tuhan membawa bencana besar. Al-Qur'an dengan jelas menggambarkan bagaimana angin yang sangat dingin menghancurkan mereka, seperti yang tercantum dalam Surah Al-Fushilat ayat 16, yang menyatakan: "Maka Kami meniupkan angin yang sangat keras kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia ini". Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki kekuatan fisik, mereka tetap tidak dapat mengalahkan kekuasaan Tuhan.
Perbedaan utama antara kedua kisah ini terletak pada konteksnya. Menara Babel melibatkan pembangunan infrastruktur yang melambangkan ambisi manusia untuk menguasai dunia dengan teknologi dan kerja kolektif. Di sisi lain, Kaum 'Aad menunjukkan kesombongan fisik mereka melalui peradaban yang megah dan kekuatan tubuh mereka. Namun, baik Babel maupun 'Aad mengandung pesan yang sama bahwa kesombongan yang tidak disertai dengan kerendahan hati dan ketaatan kepada Tuhan hanya akan mendatangkan kehancuran. Seperti yang diungkapkan dalam artikel di jurnalpatroline, kedua kisah ini mengajarkan bahwa kebesaran manusia hanya sementara jika tidak diimbangi dengan keimanan dan ketaatan kepada Tuhan
Kisah-kisah ini juga mengajarkan pentingnya peringatan dari Tuhan sebelum hukuman diberikan. Dalam Alkitab, Tuhan menunggu hingga umat manusia benar-benar terjebak dalam kesombongan mereka untuk memutuskan hukuman. Begitu pula dalam Al-Qur'an, Nabi Hud telah memperingatkan Kaum 'Aad berulang kali tentang kesalahan mereka, namun mereka tetap menantang peringatan tersebut. Dalam kedua kasus ini, Tuhan tetap memberikan kesempatan untuk bertaubat, tetapi umat yang menolak peringatan-Nya akhirnya menerima akibat dari perbuatan mereka. Ini mengingatkan umat manusia akan pentingnya kesadaran spiritual dan untuk tidak meremehkan peringatan Tuhan.
Pesan moral dari kedua kisah ini sangat relevan dalam kehidupan modern, di mana banyak orang terjebak dalam ambisi pribadi dan kekuasaan. Kisah Menara Babel mengingatkan kita akan bahaya materialisme dan kebanggaan yang berlebihan dalam meraih status sosial atau kekuasaan. Demikian juga, Kaum 'Aad memperingatkan kita agar tidak terlalu merasa aman dalam kesombongan fisik atau kecanggihan teknologi kita, karena hanya Tuhan yang Maha Kuasa. Dalam dunia yang semakin maju ini, kesadaran akan keterbatasan kita sangat diperlukan, dan kisah-kisah seperti ini mengingatkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan taat pada Tuhan.
kenapa Seragam Sma Harus Putih Abu-abu Ini Alasannya, Baca Selengkapnya
Baik Menara Babel maupun Kaum 'Aad mengajarkan kita bahwa tidak ada satupun peradaban yang dapat berdiri kokoh jika dibangun atas dasar kesombongan. Keduanya memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kerendahan hati dan ketaatan kepada Tuhan. Baik dalam Alkitab maupun Al-Qur'an, Tuhan memberikan peringatan yang jelas bahwa kesombongan tidak akan membawa keberuntungan, dan akhirnya yang akan terjadi adalah kehancuran. Mengutip dari jurnalpatrolinews.co.id kisah-kisah ini mengingatkan umat manusia untuk tidak melupakan asal-usul mereka dan tetap bersyukur atas segala karunia Tuhan.
Reporter : Hanisya Salsabillah
Penyunting : Marsya Aulia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI