Mohon tunggu...
DUTA INOVATIF (DUTIV)™
DUTA INOVATIF (DUTIV)™ Mohon Tunggu... Media Publikasi, Berita dan Artikel Inovatif

Media Publikasi Tim Duta Inovatif (DUTIV) By Youth Idea Community (YIC), menyajikan beragam Artikel dan Berita Inovatif mengenai Pendidikan dan Sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menara Babel dan Kaum `Aad : Dua Kisah Kesombongan yang Mengundang Murka Tuhan

24 Mei 2025   13:10 Diperbarui: 24 Mei 2025   12:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menara Babel (Sumber : doc.1 Photo by Pinterest oleh Penulis)

Dalam tradisi agama-agama samawi, kisah Menara Babel dan Kaum 'Aad menjadi simbol kesombongan manusia yang berusaha menantang kekuasaan Tuhan. Menara Babel, yang diceritakan dalam Kitab Kejadian 11:1-9, mengisahkan tentang upaya umat manusia untuk membangun sebuah menara yang puncaknya mencapai langit, dengan tujuan untuk "membuat nama bagi diri mereka" dan untuk menghindari tersebar ke seluruh bumi. Namun, Tuhan tidak menyukai kesombongan mereka. Alkitab menyatakan, "Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu" (Kejadian 11:8). Tuhan mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak dapat saling mengerti, menyebabkan mereka tersebar ke seluruh dunia. Seperti dikutip dalam artikel di bible.com, ini menunjukkan bagaimana ambisi manusia untuk mencapai kekuasaan setara Tuhan berakhir dengan kehancuran.

Di sisi lain, kisah Kaum 'Aad dalam Al-Qur'an juga menggambarkan kelompok manusia yang sangat kuat, namun sombong dan menantang peringatan Tuhan. Kaum 'Aad, yang dikenal dengan kekuatan fisik mereka, menolak seruan Nabi Hud untuk menyembah Tuhan yang Maha Esa dan memperingatkan mereka tentang kesombongan mereka. Dalam Surah Al-A'raf ayat 69, Nabi Hud mengatakan, "Apakah kamu merasa aman dari azab Tuhan yang dapat menimpa kamu?".  Namun, mereka tetap menolak dan menghina Nabi Hud. Sebagai balasan atas keangkuhan mereka, Tuhan mengirimkan angin yang sangat dingin dan kencang yang memusnahkan mereka dalam waktu tujuh malam delapan hari berturut-turut, seperti dijelaskan dalam Surah Al-Haqqah ayat 6-7. Al-Qur'an dengan jelas menggambarkan bahwa kekuatan manusia tanpa kerendahan hati di hadapan Tuhan hanya akan membawa bencana.

Kupu-kupu Mencicipi Dengan Kakinya Fakta Menakjubkan Tentang Indra Pengecap Kupu-Kupu, Baca Selengkapnya

Persamaan mendalam antara kedua kisah ini terletak pada tema kesombongan kolektif. Dalam kasus Menara Babel, umat manusia berusaha membangun menara yang menembus langit, yang melambangkan ambisi mereka untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, bahkan menyamakan diri dengan Tuhan. Sementara itu, Kaum 'Aad, dengan bangga merasa tidak terkalahkan karena fisik dan kemampuan teknologi bangunan mereka, bertindak dengan cara yang sama. Kedua kelompok ini, pada akhirnya, menghadapi akibat dari kesombongan mereka. Seperti yang dicatat dalam artikel di jurnalpatrolinews.co.id, tindakan mereka melawan kehendak Tuhan membawa mereka pada kehancuran yang dahsyat.

Ilustrasi Kaum 'Aad (Sumber : doc.2 Photo by Pinterest oleh Penulis)
Ilustrasi Kaum 'Aad (Sumber : doc.2 Photo by Pinterest oleh Penulis)

Kisah Menara Babel mengajarkan bahwa meskipun manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk bekerja bersama dan membangun peradaban, Tuhan akan mengingatkan kita akan keterbatasan kita. Manusia yang berusaha "mencapai langit" melalui karya manusiawi mereka tanpa menyadari bahwa segala kemampuan itu datang dari Tuhan akan jatuh dalam kekacauan. Hal ini terlihat jelas ketika Tuhan menciptakan kebingungan melalui perbedaan bahasa, yang menyebabkan mereka tidak bisa lagi bekerja sama. Dalam konteks ini, Menara Babel menjadi simbol dari kesombongan yang akhirnya dipatahkan oleh kekuatan Tuhan. Kejadian ini tercatat dengan jelas dalam Alkitab, yang menunjukkan betapa tak terduganya akibat dari manusia yang berusaha mengatasi kehendak Tuhan.

Inilah Tarisa Sang Duta Kesehatan Asal Sumsel Yang Inspiratif, Baca Selengkapnya

Sebaliknya, kisah Kaum 'Aad lebih menekankan pada kebanggaan terhadap fisik dan kekuatan yang mereka miliki. Mereka membangun peradaban yang besar dengan teknologi dan kekuatan tubuh yang luar biasa. Namun, seperti dalam Menara Babel, kesombongan mereka kepada Tuhan membawa bencana besar. Al-Qur'an dengan jelas menggambarkan bagaimana angin yang sangat dingin menghancurkan mereka, seperti yang tercantum dalam Surah Al-Fushilat ayat 16, yang menyatakan: "Maka Kami meniupkan angin yang sangat keras kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia ini".  Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki kekuatan fisik, mereka tetap tidak dapat mengalahkan kekuasaan Tuhan.

Perbedaan utama antara kedua kisah ini terletak pada konteksnya. Menara Babel melibatkan pembangunan infrastruktur yang melambangkan ambisi manusia untuk menguasai dunia dengan teknologi dan kerja kolektif. Di sisi lain, Kaum 'Aad menunjukkan kesombongan fisik mereka melalui peradaban yang megah dan kekuatan tubuh mereka. Namun, baik Babel maupun 'Aad mengandung pesan yang sama bahwa kesombongan yang tidak disertai dengan kerendahan hati dan ketaatan kepada Tuhan hanya akan mendatangkan kehancuran. Seperti yang diungkapkan dalam artikel di jurnalpatroline, kedua kisah ini  mengajarkan bahwa kebesaran manusia hanya sementara jika tidak diimbangi dengan keimanan dan ketaatan kepada Tuhan

Manusia Dibumi Membangun Menara Babel (Sumber : doc.3 Photo by Pinterest oleh Penulis)
Manusia Dibumi Membangun Menara Babel (Sumber : doc.3 Photo by Pinterest oleh Penulis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun