Mohon tunggu...
Dunaiyah Dunaiyah
Dunaiyah Dunaiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Penggerak Angkatan 8

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Kepala Sekolah

24 September 2023   15:47 Diperbarui: 24 September 2023   15:53 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran (guru) harus mengambil keputusan dengan bijaksana, tepat dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan selalu berpihak pada murid.

  • Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Menurut saya pendidikan adalah proses pembentukan karakter, menuntun murid dengan penguatan nilai-nilai kebajikan dan karakter agar murid menjadi generasi yang memiliki moral dan nilai kebajikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi profil pelajar pancasila.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan contoh kepada orang lain karena pemimpin sebagai teladan sehingga setiap keputusannya harus memberikan teladan yang baik (Ing Ngarso Sun Tuladha). Setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin harus memberikan semangat kepada yang dipimpin untuk terus melakukan inovasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karso), juga seorang pemimpin harus memberikan motivasi dan arahan agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang bijaksana (Tut Wuri Handayani).

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru penggerak yaitu berpihak pada murid, kolaboratif, reflektif, mandiri dan inovatif. Lima nilai tersebut menjadi dasar sebagai pengambilan keputusan yang akan berpengaruh terhadap murid dan lingkungan sekitar kita. 

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya?

Kegiatan bimbingan (coaching) yang diberikan oleh pendamping dan fasilitator dapat memberikan pemahaman dengan benar bahwa proses coaching yang dilakukan sangat bermanfaat, sehingga memudahkan mencari solusi sendiri atas masalah yang hadapi selama mengikuti pembelajaran. Serta dalam pengambilan keputusan sangat efektif ketika menguji sebuah kasus dengan 9 tahapan. Hal tersebut dapat membantu untuk pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan bijaksana. 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh pada pengambilan keputusan. Guru yang memiliki kesadaran diri akan mampu menyadari dan memahami dirinya sebagai individu yang memiliki nilai-nilai diri sendiri, juga memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilakunya sebelum mengambil keputusan. Guru memiliki kemampuan kesadaran sosial sehingga mengakui kemampuan orang lain juga memahami dari sudut pandang yang bebeda-beda serta mampu berempati pada orang lain. Sehingga pengambilan keputusan tidak mudah tergesah-gesah karena melihat perspektif yang berbeda-beda. Guru memiliki kemampuan berelasi dapat lebih mudah dalam komunikasi dengan orang lain sehingga solusi bisa dipecahkan bersama dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Berkaitan dengan masalah dilema etika, guru dengan memiliki lima kompetensi sosial emosional akan mengambil keputusan yang arif dan akan selalu berpihak pada murid dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan. 

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika harus didasari dengan nilai-nilai yang dianut seornag pendidik. Nilai kebajikan diantaranya jujur, keadilan, tanggung jawab, dll. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dengan didasari nilai-nilai kebajikan tersebut.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada yang merasa dirugikan atas keputusan yang dihadapi.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi adalah kebiasaan di lingkungan sekolah dalam instruksi yang satu arah, artinya semua keputusann yang diambil pada akhirnya keputusan kembali lagi pada yang memberikan instruksi. 

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan hendaknya selalu berpihak kepada murid. Dalam pembelajaran salah satu strategi untuk memerdekakan murid adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan murid secara menyeluruhseseuai dengan kesiapan murid, minat murid dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar dengan potensi yang berbeda-beda. 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelejaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi dimasa depan. Oleh karena itu seorang guru harus hati-hati dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian nseusia dengan langkah-langkah yang sistematis disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
    Pengambilan keputusan hendaknya berdasarkan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan berpegang teguh pada nilai-nilai guru penggerakyaitu berpihak pada murid berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.  Keputusan yang diambil harus mempertimbnagkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena disesuaikan dengan potensi masing-masing murid. Seorang pemimpin harus memiliki kompetensi sosial emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran dan mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggalih informasi sebanyak-banyaknya untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
    - Adanya perbedaan dalam sebuah masalah yaitu apakah masalah tersebut sebuah bujukan moral (benar vs salah) atau dilema etika (benar vs benar) sehingga keputusan yang diambil harus lah berpegang pada nilai-nilai kebajikan.
    - Terdapat empat paradigma dilema etika, yaotu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawab kesetiaan dan jangka pendekk lawan jangka panjang.
    - Terdapat tiga prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli.
    - Sembilan langkah /tahapan pengambilan keputusan dilema etika, yaitu mengenali nilai yang bertentangan, siapa yang terlibat, kumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip regulasi, investigasi opsi trilema , buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan.
    - Hal yang menurut saya di luar dugaan adalah pentingnya mengidentifikasi sebuah masalah apakah termasuk dalam bujukan moral atau dilema etika. Ketika mengikuti 9 langkah pengujian, pada tahap pengujian salah benar dan kasus tersebut ada pada posisi salah, maka keputusan sudah bisa kita buat dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
    Pernah , namun sebelumnya saya tidak mengetahui adanya 9 tahapan pengujian dalam pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang mungkin terjadi. Saat saya mempelajari modul ini, ternyata dalam mengambil keputusan perlu mempertimbangkan paradigma, dan prinsip dalam pengambilan keputusan serta melakukan 9 thaapan pengujian pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid, bertanggung jawab dan berlandaskan nilia-nilai kebajikan universal.


  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
    Mempelajari modul ini sangat berdampak besar bagi saya. Terutama berkaitan dengan cara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah, biasanya hanya dengan musyawarah dan mengambil suara terbanyak dari kesepakatan bersama. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematik. Dan sekarang saya memahami  tidak ada keputusan yang salah, semua keputusan memiliki paradigma dan prinsip yang berbeda-beda.

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
    Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dalam mengambil keputusan yang tepat harus berdasrkan nilai-nilai kebajikan dan dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah diputuskan tentu tujuan akhirnya adalah berpihak kepada murid.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun