Mohon tunggu...
Ira
Ira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang gemar membuat artikel dengan isu yang aktual dan tips & trick

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semester Akhir

30 Oktober 2023   22:42 Diperbarui: 30 Oktober 2023   22:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini merupakan kisah Deanna dahulu saat ia mempersiapkan dirinya untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas. Bagi beberapa orang persiapan masuk ke sekolah menengah atas adalah hal yang biasa, tapi tidak dengan Deanna, Ia melewati beberapa lika liku keraguan anak remaja saat ia mengikuti pendaftaran penerimaan siswa baru. Deanna termasuk anak yang pintar di kelasnya, Ia seringkali menjawab pertanyaan - pertanyaan yang guru berikan di depan kelas, tidak ada rasa malu dan takut saat ia menjawab pertanyaan tersebut, walaupun terkadang ia sendiri tidak yakin dengan jawabannya. Nilai ujiannya pun tidak ada yang dibawah kkm, ia sudah mengetahui bagaimana gaya belajar yang ia sukai sehingga ia jarang menemukan kesulitan saat sedang belajar. Dia sangat bertanggung jawab dalam mempertahankan nilai, agar nantinya ia dapat diterima di sekolah yang ia inginkan.

Pada hari itu di sekolah guru memberikan pengumuman mengenai jalur PPDB atau penerimaan siswa baru yang akan segera dibuka. Tentunya ini membuat hati Deanna berdegup kencang, karena tidak lama lagi ia akan mengikuti PPDB tersebut dan mendaftarkan dirinya ke sekolah yang ia inginkan. Saat ini perasaannya campur aduk, tidak sabar karena sebentar lagi ia akan menjadi siswa SMA dan takut apabila ia tidak diterima di sekolah yang ia inginkan pasalnya ternyata jalur penerimaan siswa baru saat ini diubah. Menteri Pendidikan menghapus ujian nasional dan mengganti jalur penerimaan siswa baru menjadi sistem zonasi. Tetapi Bu Tedjo yang merupakan guru Deanna saat itu menenangkan Deanna akan ketakutannya dan berkata walaupun jalur penerimaan berubah, tetapi tetap ada jalur yang menggunakan nilai, selama nilai Deanna bagus, tidak masalah untuk mencoba jalur tersebut. Kalimat yang dikatakan oleh Bu Tedjo sedikit menenangkan perasaan Deanna pada saat itu.

Saat beberapa hari sebelum pendaftaran siswa baru dibuka, ia sudah memantapkan diri untuk mendaftarkan dirinya ke salah satu sekolah favorit di kota. Tetapi diluar dugaannya, pendaftaraan sekolahnya saat itu tidak bisa ditemani oleh kedua orang tuanya. Ayahnya pergi keluar kota karena pekerjaannya selama seminggu dan Ibunya harus pergi ke rumah saudaranya di Jawa karena mendengar musibah yang terjadi pada sanak saudara disana. Mau tak mau ia pun harus menyiapkan segala berkas pendaftaran seorang diri. Tentunya ada rasa kecewa di dalam benaknya saat mendengar kabar tersebut. 

“ Ke Jawa nya beneran ga bisa ditunda sampe pendaftaran selesai dulu ma?” Tanya Deanna kepada ibundanya saat itu. 

“ Sekarang waktu yang paling tepat nak, Mama takut bepergian ke Jawa sendirian dan kakakmu hanya bisa menemani mama saat ini. Kasian juga sanak saudara disana sedang tertimpa musibah.” Jelas mama kepada Deanna. 

“ Baiklah, tapi mama jangan terlalu lama ya ma, aku takut nanti ada berkas yang harus mama tanda tangani saat pendaftaran” Jawab Deanna yang dibalas anggukan dan elusan kepala di kepala Deanna. 

Rasa kecewa, takut dan keraguan tidak dapat dihindarkan dari dalam benak Deanna. Tetapi Deanna juga tidak dapat memaksakan kehendaknnya karena tentunya ayah dan ibu nya memang sedang tidak dapat menemani Deanna bukan tanpa alasan yang jelas. Deanna hanya bisa berpasrah kepada tuhan agar dilancarkan selama proses pendaftaran. 

Keesokan harinya ibu Deanna telah berangkat ke Jawa. Karena ia dirumah sendirian, ia pun mengabari teman - temannya untuk datang kerumah dan bermain bersama. Setidaknya untuk menghilangkan rasa cemas akan pendaftaran nanti. Saat ia menghubungi beberapa temannya yaitu Lia, Celline, Nayya, dan Kintan, hanya Kintan yang tidak bisa main kerumah Deanna saat ini. Lia, Celline dan Nayya mengiyakan ajakan Deanna dan pergi ke rumah Deanna pada saat itu juga. Setibanya mereka dirumah, mereka pun asyik mengobrol mengenai hal - hal yang terjadi di sekolahnya. Sampai akhirnya mereka membahas mengenai sekolah tujuannya nanti. 

“ Ehh bagaimana, kalian sudah menentukan SMA tujuan belum?” Tanya Lia kepada tiga teman di depannya tersebut. 

“ Belum pasti sih, tapi kayaknya bakal lanjut SMK aja sih, soalnya nanti niatnya mau langsung kerja aja” Jawab Nayya. 

“ Gua sebenernya pengen ke SMAN 30… Tapi kayaknya gua ga jadi daftar kesana, soalnya nilai gua kecil… alhamdulillah kalo keterima, kalo misalnya enggak nanti pusing lagi” Jawab Celline dengan nada sedih karena tidak jadi mendaftar ke SMA impiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun