Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kampung Ramah Lingkungan, Solusi Mengurangi Emisi

20 Oktober 2021   20:46 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:26 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun program yang dilakukan di KRL Pelangi yang dikunjungi oleh penulis, antara lain: Pertama, penghijauan atau penanaman pohon. Setiap rumah di lingkungan RW 018 diwajibkan menanam pohon, baik di atas permukaan tanah maupun dengan media seperti pot dan sebagainya. Pohon di pinggir jalan diatur agar tidak mengganggu pemakai jalan. Jumlahnya pun disesuaikan dengan lahan yang dimiliki warga. Pohon yang ditanam misalnya buah-buahan dan sayur mayur yang bisa dipetik untuk dimasak. Selain menciptakan lingkungan yang asri, penghijauan juga membuat udara menjadi lebih segar.

Tidak hanya di halaman rumah warga, setiap lahan kosong digunakan untuk penghijauan termasuk taman dan fasilitas umum. Pinggir jalan sangat ramai dengan pepohonan Hasil tanaman sering dikonsumsi bersama. Bahkan di hari libur warga memetik hasil kebun untuk dimasak dan dimakan bersama-sama atau liwetan. Tradisi ini untuk meningkatkan silaturahmi antar warga.

Kedua, pengelolaan sampah. Kebiasaan di lingkungan masyarakat, membakar sampah apapun jenisnya. Nah di KRL Berseri, sampah dipisahkan antara sampah organik dan  anorganik. Sampah organik atau yang bisa diurai biasanya dijadikan kompos untuk  pupuk tanaman. Sampah anorganik dibuat barang kreatif untuk menambah keindahan lingkungan. Misalnya ban bekas digunakan untuk tempat duduk di taman, botol air mineral untuk asesoris pinggir jalan dengan dicat warna warni dan sebagainya.

Disamping itu juga dibuat bank sampah, untuk dipilah-pilah jenis sampah. Hasil pemilahan sampah akan dikumpulkan untuk disetorkan ke pembuat kerajinan atau pengepul sampah. Hasil penjualan digunakan untuk kegiatan program KRL. Di depan rumah warga memiliki dua tempat sampah, yakni organik dan anorganik. Warga juga mengurangi pemakaian plastik dan menggunakan produk yang ramah lingkungan.

Ketiga, Sanitasi. Dalam kegiatan KRL, pengelolaan sanitasi layak diupayakan melalui alur pembuangan air limbah rumah tangga, limbah rumah usaha, serta aliran air hujan. Semua dikelola agar pembuangan air rumah tangga tersalurkan ke saluran pembuangan dengan lancar. Setiap bulan sekali diadakan kerja bakti untuk pengerukan saluran air dan membersihkan saluran yang kotor.

Keempat, Lubang Resapan Biopori (LRB). Di tengah masalah krisis air bersih yang menimpa sebagian wilayah di Kabupaten Bogor, Lubang Resapan Biopori menjadi inovasi yang solutif untuk diterapkan di lokasi Kampung Ramah Lingkungan. Setiap rumah di lokasi KRL diwajibkan memiliki lubang biopori minimal 3 lubang. LRB sangat bermanfaat untuk menyimpan cadangan air dan melakukan komposting sampah organik.

 Kelima dibuat tata tertib mengurangi gas buang dalam aktifitas sehari-hari. Antara lain mematikan lampu yang tidak dipakai dengan mengandalkan cahaya matahari. Dalam satu RW atau komplek, jika warga keluar rumah diharapkan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Kendaraan bermotor digunakan untuk keluar komplek. Disamping mengurangi emisi, warga bisa saling menegur dan badan lebih sehat.

Gaya Hidup ala kampung ramah lingkungan atau KRL Berseri hanyalah upaya kepedulian terhadap lingkungan. Perlu dilakukan usaha yang masif agar setiap desa di Indonesia memberi kontribusi untuk menurunkan emisi karbon dengan berbagai program, contohnya KRL. Jika setiap RW di Indonesia bisa menerapkan program KRL, insyaallah akan mengurangi emisi karbon yang luar biasa. Upaya ini sangat membantu pemerintah dalam percepatan mencapai target Net-Zero Emissions tahun 2060. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun