Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Growth Mindset

1 Juli 2021   06:36 Diperbarui: 1 Juli 2021   06:41 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah melewati fear zone maka kita akan menemui battle zone yang dalam grafik berwarna kuning adalah zona perang atau pertarungan. Siapa yang menguasai dunia, dia harus memenangkan zona ini. Jadi omong kosong kalau kita mengatakan akan menguasai perekonomian dunia, tapi kita tidak pernah masuk ke battle zone. 

Di zona ini kita akan bertemu dengan tantangan-tantangan, problem baru yang tidak akan ditemui di comfort zone. Misalnya sekarang kita masuk ke dalam era distrupsi, jika kita diam saja maka kita tidak tahu seperti apa koindisnya. Namun kita akan tahu ketika kita masuk dalam kancah peperangan.  Disitulah kita akan mendapatkan skill dan pengetahuan baru.

Di battle zone, kita akan mendapatkan kepuasan dan passion atau kebanggaan yang lebih besar. Kebahagiaan yang sejati. Nah kalau kita sudah masuk ke zona ini, dan bisa meraih kemenangan, maka  kita akan masuk ke dalam growth zone, zona pertumbuhan.  

Di Growth Zone, kita mengalami performance lead atau lompatan kinerja. Bonus, omset, dan produktivitas kita akan meningkat luar biasa. Kita harus bertekad untuk menembus fear zone dengan segala konsekuensinya. 

Kemudian kita bisa menikmati battle zone, dan siap berhadapan dengan challenge atau tantangannya, problem-problem yang semakin asyik, dan semakin mendewasakan kita. Hari-hari kita justru penuh gairah karena kita mempunyai mimpi yang besar.

Untuk mencapai Grosth Zone, kita harus memiliki growth mindset, yakni  pola pikir, sikap dan tindakan yang mengupayakan untuk terus tumbuh berkembang dalam pengetahuan, kapasitas, dan keterampilan diri. Dilansir dari Thomas Edison State University di buku The New Psychology of Success, Carol Dweck pertama kali mengenalkan dua istilah pola pikir yaitu growth mindset dan fixed mindset

Carol Dweck menyatakan bahwa growth mindset adalah salah satu kunci untuk mendapatkan kesuksesan. Individu yang memiliki growth mindset adalah mereka yang selalu percaya bahwa bakat, kemampuan, dan prestasi yang dimilikinya selalu dapat dikembangkan. Pengembangan diri tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan kerja keras, menggunakan strategi yang tepat saat bekerja, terus belajar hingga mendengarkan masukan dari orang lain.

Ciri-ciri growth mindset ada dua yakni, Pertama meyakini hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Pemikiran ini sangat islami sebab dalam Islam dikatakan jika hari ini lebih buruk dari kemarin, namanya orang yang celaka, jika sama artinya orang yang merugi, dan  orang yang beruntung jika hari ini lebih baik dari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini, itulah growth mindset.

Kedua, merasa risau jika hari yang dijalaninya berlalu tanpa ada nilai tambah. Dulu ketika awal-awal membangun jaringan jika dalam satu hari saya belum merekrut mitra, belum PCA, saya belum merasa tenang. Prinsip tiada hari tanpa merekrut, tiada hari tanpa PCA, terus saya pegang. Kita harus risau jika setiap hari berlalu tanpa melakukan nilai tambah, sesuatu yang menaikkan skill kita.

 Sedangkan orang fixed mindset sibuk memamerkan bakat, sesuatu yang sudah berlalu, kecerdasan dan pencapaiannya di masa silam. Sebaliknya, orang growth mindset, sibuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan fokus meraih level pencapaian. Dengan demikian, Growth mindset melahirkan sikap humble atau rendah diri. Perumpaannya seperti orang yang sedang naik tangga. Ketika kita naik tangga apakah meninggiikan kepala sama dengan badan? Orang yang mau lompat, apakah ada yang meninggikan badannya? Tidak ada, ketika kita mau naik atau melompat, maka kita menundukkan kepala.

Orang berjiwa growth mindset mempunyai sifat rendah hati karena dengan merendah dia siap untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam sebuah kitab berjudul maarif fithoriq fii thalabil ilmi karya Syekh Abdul Aziz. Beliau mengatakan, bertawadulah atau rendah hatilah kamu, maka kamu akan seperti bintang yang gemerlap di langit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun