Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Telisik Mudik: Budaya atau Perintah Agama

9 April 2024   10:50 Diperbarui: 9 April 2024   10:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar radarlampung.disway.id

Sudah menjadi pemandangan umum bahwa setiap hari menjelang lebaran, banyak di antara warga kota yang berinisiatif untuk pulang mudik.

Hal ini menjadi satu pertanyaan, apakah pulang mudik merupakan perintah agama atau hanya sekedar budaya dari masyarakat Indonesia saja.

Secara umum perintah agama yang terpotret dalam sirah Nabi dapat kita ambil pelajaran dalam mudik itu adalah silaturahminya.

Baca juga: Cinta Beda Agama

Mungkin karena telah sekian lama, setahun sekali atau bahkan lebih tidak berjumpa dengan sanak keluarga akhirnya momentum ini menjadi satu momentum yang sangat baik untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Sementara jika kita telisik dari hal ihwal budaya sangat kental aromanya.


Masyarakat Indonesia umumnya menganut Islam sebagai agama maka pantaslah bermacam budaya yang ada di tengah masyarakat sedikit banyak akan terwarnai oleh ruh Islam.

Tak terkecuali budaya mudik atau pulang kampung, ia merupakan salah satu hal yang dipengaruhi oleh ajaran Islam.

Idul Fitri adalah saatnya bermaaf-maafan dan menyambungkan tali silaturahmi.

Sedemikian kuatnya keyakinan orang-orang Islam hingga apa yang diyakini itu menjadi adat kebiasaan yang dilakukan sehari-hari kemudian menjadi akhlak di tengah-tengah masyarakat.

 Apakah ini adat murni dari kebiasaan orang-orang sekitar atau ini merupakan Transformasi dari ajaran agama.

Selain negara Indonesia, negara-negara muslim di dunia tidak mengenal istilah mudik setiap kali lebaran.

Dengan demikian sangat mudah kita mendeteksi bahwa mudik hanya ritual tahunan yang berkaitan dengan upacara keagamaan yakni agama Islam dan itu hanya terjadi di Indonesia.

Mudik yang merupakan akronim dari mulih dilik yang bermakna pulang dulu merupakan diksi yang diambil dari bahasa Jawa.

Pada dekade tahun 70-an istilah ini mulai populer bagi masyarakat perantauan yang mau pulang kampung saat lebaran.

Sampai hari ini budaya mudik menjadi istilah yang populer bagi masyarakat Indonesia untuk pulang kampung dari perantauannya dan istilah mudik ini hanya muncul setahun sekali saat menjelang Lebaran Idul Fitri.

Momentum mudik lebaran adalah momentum yang baik bagi warga muslim untuk bertemu sanak keluarga di kampung halaman.

Dengan berkumpulnya mereka di kampung halaman, hubungan keluarga semakin erat selain itu juga akan lebih meningkatkan rasa saling mengenal antara sesama keluarga besar.

Terkadang untuk hari ini generasi baru terlihat lebih individualis karena serangan gadget yang begitu masif, padahal mungkin mereka adalah kakak sepupu atau adik sepupu karena jauh tempatnya waktu bertemu yang begitu singkat akhirnya membentuk kepribadian masing-masing untuk bertindak individualis.

Dengan adanya budaya mudik ini meski setahun sekali mereka dapat berkumpul dan mengenal lebih dekat. Budaya ini adalah budaya yang positif untuk tetap dilestarikan.

Mudik bukanlah satu-satunya cara untuk tetap membina hubungan silaturahmi. Berbagai macam media hari ini mampu mempererat tali silaturahmi mulai dari smartphone yang sangat multiguna atau sarana-sarana lainnya yang mampu mempererat tali kekeluargaan.

Ada hubungan yang begitu erat antara peraturan agama dan adat budaya masyarakat Indonesia.

Mudik adalah budaya masyarakat Indonesia yang telah lama mengakar sehingga secara turun temurun budaya mudik ini terus berkelanjutan.

Namun mudik bukanlah perintah agama yang harus dilakukan bagi setiap penganutnya.

Ada banyak hal yang menjadi guyonan tentang situasi mudik ini. Jika hanya mengejar salat Ied di kampung padahal tidak pernah berpuasa sebelumnya maka ini menjadi lucu, karena salat Ied itu hukumnya sunat sedangkan puasa di bulan Ramadan ini hukumnya wajib.

Orang seringkali terjebak dengan hal yang tidak mereka bisa teliti, sunat mampu mengalahkan yang wajib.

Pulang kampung dengan berbagai macam persiapannya bisa mereka lakukan, tapi untuk puasa selama satu bulan penuh mereka hampir-hampir tidak bisa melaksanakan secara penuh.

Mudik merupakan budaya yang wajib bagi sebagian orang tanpa memandang bahwa itu adalah hanya sekedar ritual tahunan yang sama sekali tidak ada kaitan dengan agamanya.

Sisi erat yang berkaitan dengan agama adalah silaturahminya, silaturahmi di hari lebaran itu baru sangat erat kaitannya dengan aturan agama. Akan tetapi mudiknya sendiri adalah pilihan, bagi yang mau silakan bagi yang tidak mau juga dipersilahkan.

Mudik tidak menjadi sesuatu yang harus dipermasalahkan dan tidak menjadi sesuatu yang wajib dilaksanakan.

Budaya dan agama jika selaras akan memperkuat keyakinan seseorang namun jika agama dan budaya bertentangan maka yang diambil adalah aturan-aturan agama yang terang dan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun