Dan mereka bergembira melihat pertandingan, pulang dengan kebahagiaan. Sekali lagi tentang kejadian yang kemarin tidak untuk saling menyalah-nyalahkan tapi kita introspeksi diri untuk hari depan.
Karena sepak bola nasional ini adalah suatu pertandingan atau permainan yang sangat digandrungi orang-orang Indonesia.
Oleh karena itu buatlah permainan ini sebagai permainan yang membuat bahagia bagi masyarakat, bagi penonton yang hadir dan juga bagi penonton yang ada di rumah.
Proporsional saja tidak usah mengejar rating yang memaksakan kehendak dan berakibat fatal karena mereka hadir bukan untuk menyetorkan nyawa.
Mereka hadir untuk melihat pertandingan yang seru yang membahagiakan mereka bukan pertandingan yang malah menghantarkan nyawa mereka.
Sikap represif pengamanan pun harus dikaji ulang bagaimana caranya menghadapi penonton bola yang rusuh dengan para pedemo jalanan itu mesti ada prosedur penanganan yang berbeda.
Satu nyawa begitu sangat berharga apalagi ratusan nyawa melayang dengan sia-sia kita, semua berharap kejadian tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi di masa depan di persepakbolaan nasional.
Kejadian serupa akan menyebabkan kerugian bagi kita semua, para pemain, club-club sepak bola, para suporter dan semua rakyat Indonesia pencinta bola.
Oleh karena itu regulasi persepakbolaan nasional hendaklah dikaji ulang. Buatlah regulasi yang ramah penonton sekaligus nyaman buat pesepakbola dan club-club nasional.
Insiden 1 Oktober 2022 di Kanjuruhan ini merupakan insiden terbesar kedua di dunia.
Dengan penuh rasa empati marilah kita mencoba mendoakan arwah para korban tragedi Kanjuruhan, semoga mereka mendapatkan ketenangan di alam Baka.
Evaluasi harus segera dilakukan agar tidak terjadi hal-hal serupa di kemudian hari.
Jayalah sepak bola nasional, Jayalah Indonesiaku!