Mohon tunggu...
DuaBahasa
DuaBahasa Mohon Tunggu... Freelancer - Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Terus mencoba membuat alihan bahasa yang enak dibaca

Selanjutnya

Tutup

Love

Meliatkan Pribadi Menjadi Sang Pengasih (2)

25 Oktober 2021   22:47 Diperbarui: 25 Oktober 2021   23:01 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batasan ego berkembang, dan prosesnya berlangsung sepanjang masa kanak-kanak hingga yang bersangkutan remaja dan bahkan sampai masuk usia dewasa, meski batasan yang terbentuk setelah itu lebih bersifat psikis daripada fisik. Sebagai contoh, usia dua hingga tiga tahun biasanya merupakan masa anak-anak sadar bahwa daya mereka terbatas.

Dulu anak akhirnya tahu bahwa kehendaknya bukan keinginan ibunya, namun demikian ia tetap berharap bahwa kehendaknya bisa saja merupakan keinginan ibunya, dan tetap merasa bahwa kehendaknya seharusnya merupakan keinginan sang ibu. Harapan dan perasaan inilah yang biasanya membuat anak usia dua tahun mencoba bertingkah seperti diktator lalim, menyuruh orang tua, saudara kandung dan binatang peliharaan seakan-akan mereka semua anak buah, dan akan bereaksi seperti raja yang murka jika titahnya tidak dituruti. Orang tua menyebut usia ini sebagai "umur yang merepotkan".

Saat berusia tiga tahun, anak biasanya lebih penurut dan sikapnya melunak karena sudah bisa menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata tidak berdaya. Tapi perasaan anak bahwa dirinya mahakuasa akan selalu jadi impian manis yang tidak akan pernah sirna sekalipun dia sudah dengan susah-payah berusaha mengingkari diri selama bertahun-tahun bahwa dirinya memang tidak mampu apa-apa. Sekalipun anak usia tiga tahun sudah bisa menerima kenyataan bahwa dayanya terbatas, bertahun-tahun setelah itu ia sesekali masih berkhayal bahwa ia ada di dunia di mana orang-orang (terutama dirinya) punya kekuasaan luar-biasa. Itulah dunia Superman dan Kapten Marvel.

Para tokoh pahlawan perlahan-lahan akan mereka lupakan, dan begitu masuk usia remaja, anak-anak muda sadar bahwa mereka itu manusia dengan tubuh dari daging dengan kekuasaan yang terbatas. Mereka semua makhluk hidup yang relatif lemah dan tidak berdaya; mereka hanya bisa hidup jika mau bekerja sama dengan kelompok makhluk hidup lain yang disebut masyarakat. Mereka tidak jauh beda dengan orang lain dalam kelompok tersebut, tapi mereka terasing dari yang lain gara-gara identitas diri, batasan dan keterbatasan mereka.

Kita hidup sendiri tanpa siapa-siapa di balik batasan tersebut. Ada orang --khususnya yang dijuluki skizoid oleh psikiater-- ketika masih anak-anak mengalami hal tidak menyenangkan penyebab trauma. Mereka ini menganggap dunia luar sangat berbahaya, kejam, tidak pasti dan tidak ramah. Orang-orang seperti ini merasa terlindung dan nyaman di balik batasan mereka, dan sekalipun sendirian mereka merasa aman. Namun, kebanyakan orang merasa bahwa kesepian itu menyakitkan, dan mereka ingin sekali keluar dari balik dinding identitas diri untuk lebih menyatu dengan dunia di luar kita sendiri.

[bersambung ke bagian 3]

Diterjemahkan dari buku The Road Less Traveled (Section: Love), karya M. Scott Peck

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun