Mohon tunggu...
DS Anwar
DS Anwar Mohon Tunggu... Guru - berusaha memperbaiki segala kekurangan

Menulis untuk berbagi dan bercerita. Sering memandang langit di malam hari sekadar untuk bertasbih, mengagumi benda yang bertebaran di langit, rembulan dan bintang-bintang-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tragedi di Malam Takbir

23 Mei 2019   16:42 Diperbarui: 23 Mei 2019   16:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kakak, mau ketemu Aa Kubil, ya? Tuh, di sana!" ucap anak berkepala plontos itu ramah seraya melentikkan telunjuknya ke arah belakang rumah. "Iya, Kakak sudah tahu. Tadi Ibu juga sudah bilang, kok." Dodo tersenyum dan terus melanjutkan langkahnya.

"Bil, kita jadi 'kan nanti jadi ikut takbiran?" seloroh dodo tanpa basa-basi saat sampai di belakang rumah. Terlihat Kubil sedang sibuk dengan sebuah ember yang berisi pakan untuk ayam-ayamnya yang baru beberapa hari lalu ada yang menetas lagi telurnya. Kandang-kandang ayam itu ada tiga. Berjajar rapi di pinggir kolam yang rimbun dengan bermacam tanaman. Di sana ada tanaman daun serai, kemangi, kumis kucing, mareme, dan entah apa lagi.

"Iya, jadilah. Kita nanti takbiran usai shalat Isya berjamaah, kata Pak Ustad juga."

"Terus, teman-teman kita yang lain sudah tahu?" desak Dodo lagi.

"Itu gampanglah, nanti 'kan kita biasa shalat Maghrib berjamaah juga nanti di masjid, pasti ketemu mereka." Seraya membereskan ember yang semua isinya masuk ke tempat pakan ayam di kandang. Kubil kemudian mencuci  tangannya di kolam yang airnya tampak bersih tidak ada sampah satu pun. Terlihat gerombolan ikan-ikan nila yang sedang mengerubuti daun talas yang dilempar Kubil ke atas kolam sebelum mencuci tangannya.

 "Oh, benar juga," timpal Dodo

Lalau mereka terlibat obrolan beberapa saat. Dua sahabat itu memang sudah berteman dekat sejak duduk di kelas 1 sekolah dasar. Selain rumahnya tidak terlalu berjauhan, masih satu kampung, mereka juga jarang terlihat berselilsih. Kalau pun ada perbedaan misalnya perbedaan pendapat di antara keduanya selalu ada yang mengalah. "Kalau begitu saya pulang dulu, ya. Sepertinya sudah mau adzan Maghrib, Bil." Dodo segera pamit seraya menutup obrolan.

***

Azan Maghrib pun berkumandang. Hari puasa terakhir di bulan Ramadan pun berakhir. Semua menikmati kemenangan serta kebekahan yang tentu saja diraih dengan segala perjuangan. Termasuk keluarga kecil di rumah Kubil. Saat di meja makan terjadi obrolan kecil.

"Bu, kenapa Ayah belum pulang?" sambil menikmati kolak pisang Kubil menanyakan perihal ayahnya yang di saat buka puasa terakhir tidak berkumpul. Sementara adiknya sudah tertidur sebelum Maghrib sambil memeluk mobil mainan kesayangannya usai mandi sore. Jadilah Kubil hanya berbuka dengan ibunya, berdua saja.

"Oh, iya Ibu, tadi menerima telefon dari Ayah. Katanya di jalan sangat macet. Jadi kemungkinan ayah berbuka puasa di perjalanan." Ibu Kubil menjelas perihal ketidakhadiran ayah Kubil saat berbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun