Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang semakin banyak ditemui di masyarakat, ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau kerja insulin.Â
Penyakit ini terbagi menjadi beberapa jenis, seperti DM tipe 1, DM tipe 2, dan diabetes gestasional, yang masing-masing memiliki penyebab dan cara pengelolaan yang berbeda.Â
Selain itu, pengobatan DM sering kali menimbulkan efek samping, mulai dari yang ringan seperti pusing dan mual, hingga yang lebih serius seperti hipoglikemia berat.Â
Oleh karena itu, kepatuhan dalam menjalani terapi, baik dengan obat maupun perubahan gaya hidup, sangat penting untuk menghindari komplikasi yang lebih berbahaya.Â
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang jenis-jenis diabetes, efek samping pengobatan, serta panduan terapi yang direkomendasikan oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) untuk membantu penderita DM mengelola kondisi mereka dengan lebih baik.
Apa Itu Diabetes Mellitus?
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi akibat gangguan produksi atau kerja insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berfungsi mengatur kadar gula darah agar tetap stabil.Â
Pada penderita diabetes, tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin) atau tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan akumulasi glukosa dalam darah.Â
Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang memengaruhi organ vital seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Penyebab DM antara lain:
1. Faktor Genetik
Diabetes dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, terutama orang tua atau saudara kandung, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Gen yang diwariskan dapat memengaruhi produksi dan efektivitas insulin dalam tubuh.
2. Gaya Hidup Tidak Sehat
Pola makan tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama DM tipe 2. Ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga kadar gula darah cenderung meningkat.
3. Obesitas dan Resistensi Insulin
