Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saparan, Tradisi Unik Masyarakat Jawa

5 November 2018   00:59 Diperbarui: 5 November 2018   01:24 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Mungkin sebagian orang masih asing dengan kata saparan. Saya sendiri juga belum terlalu paham dengan Saparan, namun saya sudah mengalaminya selama 3 tahun. Saparan menurut pemahaman saya adalah suatu acara syukuran masyarakat Jawa yang diadakan pada setiap desa. Acara Saparan dilakukan setiap tahun di bulan November. Saparan berasal dari kata Sapar yang merupakan nama bulan dalam kalender Jawa. 

Mayarakat setempat merayakan tradisi Saparan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen warga yang melimpah dan ketentraman desa. Acara ini akan berlangsung selama 3 hari berturut-turut dibulan Sapar kemudian akan berpindah ke desa lain dengan waktu yang sama. Setiap rumah akan menyajikan makanan dan minuman yang spesial untuk tamu yang datang. Domisili saya sekarang ada di Jawa Tengah, tepatnya kota Salatiga. Biasanya saya akan pergi ke daerah Kopeng dan Getasan untuk menikmati acara ini.

Awal mula saya bisa mengikuti acara Saparan adalah karena teman saya yang memang asli orang Jawa mengajak saya. Rekan-rekan kerjanya yang memang sudah berkeluarga membuat dia berkesempatan diajak untuk pergi Saparan ke rumah mereka. Walaupun dia berasal dari Jawa Timur, acara Saparan tetap dapat diikutinya setiap tahun karena dia sedang berkuliah dan bekerja disini.

Pada tahun pertama saya diajak, pernah dalam 1 hari kami mengunjungi 10 rumah. Kebetulan saya anak kos disini, sehingga itu merupakan berkat Tuhan yang sangat berlimpah bagi seorang anak kos. Syarat mutlak yang harus kita lakukan pada saat menghadiri acara Saparan adalah kita diwajibkan untuk makan berat. Makan berat yang dimaksud adalah makan nasi dengan berbagai lauk seperti ikan, ayam, rendang, telur ayam dan telur puyuh, bakso, sayuran dan krupuk. Sehingga, jika memang dalam 1 hari memiliki target rumah yang cukup banyak, kita perlu mengatur porsi makan kita agar tetap bisa makan di setiap rumah yang akan dikunjungi.

Walaupun saya bukan orang jawa, tetapi mereka tetap bersikap ramah kepada saya. Terkadang pada saat teman saya dan pemilik rumah berbincang menggunakan bahasa daerah, sehingga saya hanya dapat terdiam dan berusaha mengerti apa yang sedang mereka bincangkan. Teh hangat yang selalu hadir menemani kami membuat suasana menjadi tenang dan damai. Kenapa bisa teh hangat? Karena di daerah sini memiliki suhu yang rendah terutama pada malam hari yang bisa mecapai 16 derajat celcius. Maka dari itu, minuman hangat seperti teh ataupun air jahe biasa disajikan pada saat Saparan.

Biasanya, acara Saparan juga akan diselingkan dengan acara tarian daerah, wayang, reog, ataupun pasar malam yang menjual berbagai makanan, aksesoris, pakaian, dan mainan anak-anak. Kekeluargaan masyarakat di desa Kopeng dan Getasan sangat erat. Sapaan yang selalu dilakukan oleh warga sekitar pada saat bertemu dengan warga lain dan bahkan terhadap kami yang sedang lewat. Inilah yang selalu menjadi ciri khas warga di desa dan sekaligus kelebihannya yaitu sangat ramah dan sopan. Andai warga yang tinggal di kota juga dapat meniru sikap ini, pasti tidak akan ada pertikaian dan permasalahan yang muncul.

Bahkan, disini saya mendapatkan sebuah keluarga yang sudah ingat betul siapa saya dan mungkin bisa dikatakan mereka adalah keluarga angkat saya disini. Setiap tahunnya, kehadiran saya selalu dinantikan pada saat acara Saparan berlangsung. Bahkan, mereka juga berharap agar saya dapat berkunjung ke rumah mereka tidak hanya pada saat Saparan melainkan pada hari biasa.

 Acara Saparan yang saya ceritakan terletak pada Jawa Tengah. Saya kurang tahu di provinsi Jawa lainnya apakah ada acara serupa yang juga dilaksanakan setiap tahunnya. Bagi para pembaca yang penasaran dan mungkin ingin ikut merasakan serunya acara Saparan, bisa berkunjung ke Jawa Tengah terutama daerah Kopeng dan Getasan untuk menjalin silahturami dengan warga sekitar.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun