Mohon tunggu...
Dr. Akbar Fahmi
Dr. Akbar Fahmi Mohon Tunggu... Administrasi - Akbar Fahmi

Clinical Researcher, Book Author, Creative Scientific Blogger, Healthcare Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lotus Birth, Antara Mitos dan Fakta

20 September 2015   20:45 Diperbarui: 20 September 2015   20:48 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Lotus Birth"][/caption]

Beberapa hari terakhir banyak beredar di sosial media tentang fenomena lotus birth, sebuah metode persalinan membiarkan tali pusat bayi tidak dipotong selama beberapa hari. Metode ini membiarkan tali pusat janin untuk lepas sendiri, kira-kira waktu yang dibutuhkan sekitar 3-10 hari dari persalinan. Selama waktu tunggu tersebut, plasenta bayi yang masih bersatu dengan tubuhnya akan dijaga kesterilannya sehingga tidak membusuk.

 

Lotus Birth, Mitos atau Fakta?

Metode lotus birth sempat menimbulkan pro dan kontra. Sebuah website kesehatan, Ayah Bunda, menulis sebuah artikel tanya jawab seputar lotus birth yang mencatut nama seorang spesialis kandungan dan bidan sebagai konsultan yang menjawab berbagai pertanyaan pembaca tentang lotus birth. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa manfaat lotus birth untuk bayi adalah bayi lebih tenang, tidur lebih nyenyak dan mengisap ASI dengan lebih baik  dibanding bayi-bayi yang tali pusatnya digunting. Kemungkinan hal itu disebabkan karena bayi yang menjalani Lotus Birth tidak mengalami luka yang ”berdenyut” dan mengganggu. 

 

Artikel tersebut juga menjelaskan terkait perawatan plasenta yang masih belum "puput". Menurut jawaban konsultan tersebut, plasenta harus ikut dibersihkan saat bayi mandi,  setelah itu dikeringkan dengan cara ditekan-tekan  menggunakan handuk. Plasenta disimpan kembali di baskom dengan ditaburi garam laut/garam kristal dan dibubuhi minyak aromaterapi, untuk mencegah bau. Aromaterapi yang dipilih biasanya lavender, sebab bersifat menenangkan dan tidak disukai serangga.

 

Dalam artikel tersebut sama sekali tidak disebutkan tentang resiko infeksi plasenta. Artikel yang banyak tersebar di media sosial tersebut hanya menjelaskan tentang kondisi yang tidak diperbolehkan melakukan metode persalinan lotus birth, diantaranya pada bayi dengan tali pusat pendek, asfiksia berat,  hasil tes APGAR sangat rendah dan pada kasus retensio plasenta. 

 

Lotus Birth, Mitos yang Berkembang

Lotus Birth, menurut buku karangan Javier A. Galvan adalah sebuah kepercayaan yang lama berkembang dan menjadi tradisi menyambut kelahiran bayi di kalangan suku aborigin dari Australia. Prkatek lotus birth juga disinyalir dilakukan oleh sebuah suku dari Indonesia, namun tidak jelas apakah lotus birth masih umum dilakukan di suku tersebut. Para penganut lotus birth percaya bahwa metode ini akan memberikan bayi masa depan yang lebih sehat, secara fisik dan spiritual, di masa depan.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun